YOGYAKARTA, iNewsJoglosemar.id – Dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) turut menorehkan prestasinya dalam bidang pelestarian budaya, terutama pada Busana Adat Tradisi Jawa Yogyakarta.
Pria bernama R. Jatinurcahyo kelahiran Bantul pada 16 Oktober 1971 merupakan dosen program studi (prodi) Perhotelan Universitas BSI kampus Yogyakarta. Jati sapaannya, diberikan penghargaan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sekaligus Raja Keraton Yogyakarta disamping sebagai Gubernur DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta).
Penghargaan ini didapatkan Jati atas jasanya dalam upaya Pelestarian Adat Tradisi di DIY. Penyerahan piagam penghargaan ini diberikan pada Kamis, 27 Oktober 2022 lalu di Kantor Gubernur DIY, Kepatihan Yogyakarta. Penyerahannya dilakukan langsung oleh Gubernur DIY.
Dalam keterangan tertulis, Jati menjelaskan bahwa Budaya atau Adat Tradisi Busana Jawa Yogyakarta sangat perlu ditanamkan kembali, dilestarikan dan dijaga keasliannya kepada masyarakat pada umumnya, terlebih pada generasi muda agar mencintai Budaya Busana Adat Tradisi yang merupakan salah satu warisan budaya dunia.
Sejak 2011, Ia sudah melakukan pembinaan dan mengikutkan mahasiswa Universitas BSI kampus Yogyakarta dalam Lomba Berbusana Mataram tingkat DIY. Perwakilan dari mahasiswa Universitas BSI kampus Yogyakarta baik putra maupun putri berhasil masing-masing meraih Juara 2.
“Alhamdulillah Mahasiswa Universitas BSI kampus Yogyakarta yang saya bina menjuarai Lomba Berbusana Mataram di tahun 2011 dan 2013 tingkat DIY. Dalam ajang tersebut Universitas BSI memberikan dukungan dengan membagi Beasiswa Kuliah di BSI untuk para pemenangnya,” ujar Jati, Senin (31/10).
Ia mengatakan, Universitas BSI sebagai Kampus Digital Kreatif sudah sepenuhnya mendukung kegiatan Budaya termasuk Lomba Tari Klasik Gaya Yogyakarta yang diselenggarakan di Universitas BSI kampus Yogyakarta, memberikan pelatihan berbusana Jawa Yogyakarta diberbagai pihak dan melakukan pelatihan membatik tulis dengan Pewarna Alam 2016.
“Semoga ditahun-tahun selanjutnya, Universitas BSI lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap budaya lokal daerah kepada masyarakat yang melibatkan dosen dan mahasiswanya,” pungkasnya.
Lanjutnya, harapan kedepannya kepada generasi muda, bahwa dalam menyeimbangkan budaya daerah dengan budaya asing guna mengikuti perkembangan zaman, maka perlu berkreasi dan berinovasi.
“Hal ini bisa dilakukan dengan menciptakan motif batik baru gaya Yogyakarta yang diimbangi dengan penelitian ilmiah tentang Batik Klasik Yogyakarta yang selanjutnya didaftarkan HKI (Hak Kekayaan Intelektual) terhadap karyanya guna memperkaya khasanah budaya Adi Busana,” tandasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait