MAGELANG, iNewsJoglosemar.id – Pengamatan kegempaan di Gunung Merapi menunjukkan adanya aktivitas signifikan dengan 25 kali gempa guguran dan 3 kali gempa hybrid/fase banyak dalam kurun waktu 6 jam. Amplitudo gempa guguran tercatat antara 3-17 mm dengan durasi 45.96-180.04 detik.
Pada periode pengamatan Minggu (28/7/2024) antara pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, terpantau gempa hybrid/fase banyak memiliki amplitudo 3-7 mm dengan durasi 7.28-7.56 detik. Aktivitas ini menunjukkan potensi terjadinya guguran lava dan awanpanas yang dapat mengancam keselamatan.
Gempa guguran yang teramati menunjukkan bahwa material vulkanik yang tidak stabil terus bergeser dan jatuh dari puncak gunung. Guguran ini dapat menyebabkan aliran lava yang berbahaya, terutama di sektor selatan-barat daya dan tenggara. Pengamatan intensif terhadap aktivitas kegempaan sangat penting untuk memprediksi kemungkinan terjadinya letusan yang lebih besar.
Gempa hybrid atau fase banyak, yang juga teramati, menunjukkan adanya pergerakan magma di bawah permukaan. Aktivitas ini menandakan bahwa suplai magma ke permukaan masih berlangsung, yang dapat memicu terjadinya letusan eksplosif atau aliran lava. Pihak berwenang terus memantau aktivitas ini untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait