SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Salah satu hambatan yang dihadapi atlet panjat tebing dari Rajawali Sport Climbing Team (RSCT) Kabupaten Batang adalah rendahnya motivasi berprestasi dan minimnya dukungan sosial yang mencakup kebutuhan psikologis para atlet. Kondisi ini menjadi salah satu faktor krusial yang menghambat pencapaian prestasi mereka. Selain itu, dukungan sosial dari orang tua dan komunitas juga belum sejalan dengan harapan atlet. Untuk itu, diperlukan penguatan keterampilan yang tidak hanya terfokus pada atlet, tetapi juga melibatkan orang tua dan pelatih dalam mendukung aspek psikososial para atlet.
Menanggapi kebutuhan tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat dari Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Semarang (UNNES) bekerja sama dengan RSCT Kabupaten Batang melaksanakan kegiatan bertajuk “Break Your Limits! Penguatan Motivasi Berprestasi Atlet Panjat Tebing RSCT Kabupaten Batang.” Program ini menerapkan model Asset-based Community Development* (ABCD) yang diharapkan dapat membantu atlet mengenali potensi diri dan aset yang mereka miliki, membangun komunitas yang suportif, serta meningkatkan motivasi berprestasi.
Pengabdian ini dipimpin oleh Liftiah, S.Psi., M.Si., Ph.D., bersama anggota timnya yang terdiri dari Yogi Swaraswati, S.Psi., M.Si., Binta Mu’tiya Rizki, S.Psi., M.A., serta tiga orang mahasiswa. Kegiatan tersebut berlangsung di Hutan Kota Rajawali Kabupaten Batang pada Minggu, 22 September 2024, dengan sumber pendanaan berasal dari DPA FIPP UNNES Tahun 2024. Sebanyak 14 atlet yang berusia antara 12 hingga 18 tahun terlibat secara aktif dalam kegiatan ini.
Dalam kegiatan ini, tim pengabdian dari FIPP UNNES memberikan pemahaman dan keterampilan untuk memperkuat motivasi berprestasi serta membangun mental juara bagi para atlet. Selain itu, strategi untuk mengatasi hambatan diri seperti kecemasan, kurangnya kepercayaan diri, serta pemikiran negatif sebelum, selama, dan setelah kompetisi juga disampaikan.
Liftiah, S.Psi., M.Si., Ph.D., menyatakan, "Dalam menangani permasalahan motivasi berprestasi tidak bisa hanya dari sisi atlet saja, tetapi perlu adanya sistem pendukung yang terbentuk positif untuk membangun ketahanan mental atlet."
Yogi Swaraswati menambahkan, "Keterlibatan orang tua dan pelatih dalam menemukan, menentukan, merancang, dan mengimplementasikan target prestasi berdasarkan kekuatan atau potensi atlet sangat dibutuhkan."
Cahya, salah satu anggota tim RSCT yang mengikuti kegiatan tersebut, mengungkapkan, “Acara hari ini sangat menyenangkan, seru, dan bisa membuat saya lebih termotivasi untuk mengejar prestasi seperti kakak-kakak yang sudah juara di olimpiade dan yang lainnya.”
Dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini, diharapkan para atlet dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi berprestasi mereka, sehingga mampu meraih prestasi yang telah direncanakan dan diharapkan dalam olahraga panjat tebing.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait