Menjaga Warisan Rasa Semarang, Lunpia Cenol Tak Sekadar Camilan

Taufik Budi
Menjaga Warisan Rasa Semarang, Lunpia Cenol Tak Sekadar Camilan (Taufik Budi)

SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID - Menjaga tradisi kuliner khas Semarang menjadi tekad kuat Stefanus Mursito (55), sosok yang akrab disapa Ivan. Sejak lebih dari satu dekade lalu, Ivan serius menggeluti usaha lunpia yang ia rintis bersama sang istri, Pudji Astuti (50).

Ivan merupakan pemilik Lunpia Cenol, brand yang terinspirasi dari nama kedua anaknya, Marcel dan Nola. Nama "Cenol" adalah singkatan dari Marcel dan Nola, yang kini telah dipatenkan melalui hak kekayaan intelektual (HAKI) sejak 2019.

Keputusan Ivan menggeluti usaha lunpia tak lepas dari keinginannya menjaga eksistensi makanan khas Semarang tersebut. "Kita ingin membuat kota Semarang itu tetap ada lunpia," katanya di kediamannya, Jalan Sanggung Utara 2 No. 198, Semarang, Selasa (22/4/2025).

Ivan memulai usaha kuliner ini sekitar tahun 2008. Awalnya, ia masih aktif bekerja sebagai penyiar radio swasta di Semarang. Namun, sejak 2010, ia mulai lebih fokus mengembangkan usaha lunpia.

Pada 2019, Ivan akhirnya memutuskan untuk resain dari pekerjaannya di media dan sepenuhnya menekuni usaha Lunpia Cenol. Sejak saat itu, Lunpia Cenol semakin dikenal luas.

Dalam mengelola usahanya, Ivan tak berjalan sendiri. Ia melibatkan keluarga, termasuk istri dan anak-anaknya, untuk belajar dan memproduksi lunpia bersama-sama.

"Kita ajari supaya mereka mencintai," ujar Ivan, menekankan pentingnya edukasi kuliner tradisional kepada generasi muda.

Keunikan Lunpia Cenol terletak pada isian yang proporsional. Pelanggan menyebut ukuran dan berat lunpia ini pas, tidak berlebihan namun tetap padat saat dipotong. “Biasanya kalau lunpia dipotong itu isiannya berantakan, tapi kalau punya kami tidak, karena isiannya padat dan pas,” terangnya.

Selain itu, lunpia buatan Ivan tidak mengeluarkan bau rebung mentah yang menyengat, menjadikannya lebih diterima oleh banyak kalangan. Resep Lunpia Cenol berasal dari orang tua Pudji Astuti, namun kemudian dikreasikan dan diuji coba berulang-ulang sebelum dipasarkan.

"Resep ini dari istri saya, tapi sekarang saya yang memasak semua. Rasanya jadi lebih laki, maskulin," ujar Ivan sambil tersenyum.

Dicinta Selebritas

Sejumlah selebritas nasional, seperti Armada, Kotak, D'Masiv, 7 Icons, SMASH, hingga almarhum Mike Mohede, pernah menikmati Lunpia Cenol saat tampil di Semarang. Ibunda Mike Mohede bahkan menyebut Lunpia Cenol sebagai "lunpia bersahaja" karena kelezatannya yang alami dan tidak berlebihan.

“Dulu setiap kali Mike Mohede manggung di Semarang, maka Lunpia Cenol yang dicari. Itu juga sekaligus untuk ibundanya. Bahkan disebut lunpia bersahaja. Saya merasa sangat bangga medapat sebutan tersebut. Suatu penghargaan tersendiri,” katanya mantab.

Pasar Lunpia Cenol awalnya terbatas di lingkungan teman-teman Ivan di dunia entertainment, saat Ivan masih bekerja sebagai penyiar radio. Namun kini, pasarnya telah meluas ke berbagai kota besar di Indonesia.

“Kami saat ini juga sering mengirimkan Lunpia Cenol ke Jambi, Denpasar, Pontianak, Kalimantan, Surabaya, Malang, Jakarta, Bekasi, hingga ke Jayapura. Bahkan ada yang membawa Lunpia Cenol hingga ke Bangkok dan Singapura sebaai oleh-oleh,” jelasnya.

Untuk menjaga kualitas, Ivan menyediakan lunpia dalam bentuk vakum, sehingga tahan lebih dari empat hari perjalanan. Lunpia Cenol menawarkan dua ukuran: besar dan sedang. Satu pack ukuran besar berisi 10 lunpia dengan berat total sekitar 1,35 kg, sementara ukuran sedang sekitar 1 kg.

Lunpia Cenol menggunakan daging ayam dan ikan pihi sebagai bahan utama isian, tanpa menggunakan udang, sehingga menghasilkan rasa yang khas dan lebih otentik. Ikan pihi dipilih karena rasanya yang mendekati udang namun memiliki harga yang lebih mahal, menambah nilai premium pada Lunpia Cenol.

“Untuk rasa memang hanya satu varian, oroginal. Sengaja itu kita lestarikan sebagaimana awal mula dulu, agar lebih otentik,” lugasnya.

Dalam sehari, produksi Lunpia Cenol mencapai 300 pcs, namun bisa meningkat hingga ribuan jika ada pesanan besar, misalnya dari hotel-hotel ternama. Pernah dalam satu kesempatan, Ivan dan keluarganya harus menyiapkan 2.500 lunpia untuk sebuah acara besar, menggoreng dari tengah malam hingga pagi.

“Untuk pesanan dalam jumlah besar biasanya kita dikasih tahu sepekan sebelumnya. Jadi kita bisa prepare, persiapan untuk belanja bahan-bahan. Kita juga melibatkan saudara untuk ikut dalam proses produksi yang sifatnya besar,” katanya lagi.

Banyak Bintang

Pemasaran Lunpia Cenol diawali melalui ojek online di Semarang, kemudian merambah media sosial seperti Instagram dan TikTok. Berkat kekuatan media sosial, banyak wisatawan yang mencari Lunpia Cenol setelah melihat review positif di TikTok dan Google.

“Sepeti barusan itu ada orang dari Salatiga yang datang kemari. Dia melihat review di Google, mungkin karena melihat bintangnya ada banyak atau bagus, makanya langsung ke sini mengikuti Google Map. Dan biasanya orang yang sudah ke sini akan balik lagi,” terangnya bangga.

Ivan juga tergabung dalam Rumah BUMN BRI, yang menjadi pintu pembuka berbagai kesempatan pelatihan dan pemasaran. Awalnya, Ivan mengikuti pelatihan bisnis dan digital marketing di Rumah BUMN Semarang, sebelum akhirnya aktif mengikuti bazar-bazar yang diadakan BRI.

Salah satu momen berkesan adalah saat mengikuti bazar di Taman Gajah Mungkur, Semarang, di mana Lunpia Cenol ludes hanya dalam waktu dua jam. Kemudian pada 2022, Ivan membawa Lunpia Cenol ke ajang Brilianpreneur di Jakarta, mewakili UMKM Rumah BUMN BRI. Produk vakum mereka habis terjual hanya dalam dua hari.

“Dari ribuan UMKM yang daftar, hanya 250 yang lolos, termasuk Lunpia Cenol. Di sana, dua hari stok kami langsung habis," ujaranya.

“Saat itu saya sudah minta dikirim lagi semua hasil produksi dari rumah, dan saat dipamerkan juga langsung ludes dibeli. Puji Tuhan bisa laris manis, jadi selama pameran itu kita hanya dua hari bisa menjual lunpia, karena setelah itu sudah habis semua,” ungkap dia.

Dalam transaksi, Ivan mengandalkan QRIS BRI untuk pembayaran, yang memudahkan proses dan menciptakan sistem keuangan yang transparan. QRIS, kata Ivan, sangat membantu usahanya. Transaksi jadi lebih mudah dan cepat tanpa ribet urusan uang kembalian.

“Kita diajarkan QRIS dan Brimo, dan sangat membantu transaksi menjadi transparan," katanya.

Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati, menjelaskan bahwa Brilianpreneur merupakan program rutin dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk mendukung UMKM agar lebih dikenal di tingkat global.

“Brilianpreneur itu setiap akhir tahun diselenggarakan oleh BRI. Itu ada kurasinya juga bagi UMKM yang mau ikut. Seperti bazar nasional, ada showcase, bisa transaksi pembelian produk,” kata Tia, sapaan akrabnya.

Tia menambahkan, selain memamerkan produk, pelaku UMKM juga difasilitasi melalui program business matching yang mempertemukan mereka dengan calon buyer dari berbagai negara.

“BRI selalu support UMKM naik kelas, dengan program di antaranya Brilianpreneur, salah satunya adalah business matching, yang memfasilitasi dengan buyer-buyer,” pungkasnya.

 

 

 

Editor : Enih Nurhaeni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network