CILACAP, iNewsJoglosemar.id – Pelaku UMKM di Desa Widarapayung Wetan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap diajak tertib dalam mengelola keuangan. Mereka juga didorong semakin melek digital dengan menjadikan media sosial sebagai senjata utama mempromosikan produk.
Kegiatan yang berlangsung di desa pesisir Kabupaten Cilacap itu menjadi wujud kepedulian kampus terhadap perkembangan UMKM lokal yang selama ini masih menghadapi berbagai keterbatasan, baik dalam pencatatan keuangan maupun pemasaran. Upaya ini dilakukan melalui program pengabdian kepada masyarakat yang digelar Politeknik Negeri Cilacap bertajuk “Peningkatan Literasi Keuangan sebagai Strategi Penguatan Keberlanjutan UMKM”, Kamis (20/11/2025).
“Selama ini literasi keuangan menjadi salah satu titik lemah mayoritas pelaku UMKM di Widarapayung Wetan,” kata Ketua Pelaksana Kegiatan Pengabdian Masyarakat, Ganjar Ndaru Ikhtiagun, M.M.
Banyak pelaku usaha belum melakukan pencatatan transaksi secara terstruktur, bahkan sebagian sama sekali tidak mencatat keluar-masuk uang usaha. Kondisi ini membuat mereka kesulitan menyusun laporan keuangan yang sebenarnya menjadi syarat utama saat hendak mengajukan modal ke lembaga keuangan formal.
Di sisi lain, pemahaman tentang pemasaran digital dan pemanfaatan media sosial juga masih minim. Padahal, pola belanja masyarakat telah banyak bergeser ke ruang digital, mulai dari pencarian informasi produk, perbandingan harga, hingga transaksi pembelian. Keterbatasan penguasaan terhadap platform digital ini membuat jangkauan pasar UMKM tetap sempit dan omzet penjualan sulit berkembang.
Berangkat dari persoalan itu, Politeknik Negeri Cilacap memandang perlu adanya pendampingan yang tidak hanya fokus pada literasi keuangan semata, tetapi juga penguatan keterampilan digital. Pelaku UMKM didorong untuk mampu mengelola keuangan usaha secara rapi sekaligus beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen yang kini akrab dengan media sosial.
“Program ini didanai melalui DIPA Politeknik Negeri Cilacap Tahun Anggaran 2025 dengan Nomor Kontrak 147/PL43/AL.04/2025 dan menghadirkan dosen serta mahasiswa Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai pengisi materi sekaligus pendamping teknis,” lanjutnya.
Dalam materi pelatihan, peserta diajak memahami pentingnya pemisahan keuangan usaha dan keuangan pribadi, penggunaan rekening terpisah, pencatatan arus kas harian, dan penyusunan laporan sederhana. Mereka juga diperkenalkan aplikasi pencatatan keuangan yang dapat membantu mengontrol transaksi harian secara praktis.
“Dengan laporan keuangan yang tertata, UMKM diharapkan lebih mudah mengakses pembiayaan dari perbankan maupun lembaga keuangan lainnya,” ujar narasumber pelatihan, Sasongko Adi Priyanto, S.E., M.Ak..
Namun, penguatan tidak berhenti pada aspek keuangan. Peserta juga dibimbing menyusun perencanaan bisnis yang lebih matang, mulai dari riset pasar, pemetaan kebutuhan dan perilaku konsumen, hingga analisis tren dan kompetitor. Perencanaan ini penting agar UMKM tidak sekadar berjalan apa adanya, tetapi mampu merancang arah pengembangan usaha yang terukur.
Aspek branding dan identitas bisnis turut menjadi perhatian dalam pelatihan ini. Pelaku UMKM diberi pemahaman mengenai pentingnya memiliki logo, nama usaha yang kuat, citra yang konsisten, dan nilai yang ingin ditonjolkan kepada konsumen.
“Identitas yang jelas akan memudahkan produk dikenali, baik di pasar konvensional maupun di dunia digital yang sangat kompetitif,” imbuhnya.
Bagian yang paling menarik bagi peserta adalah sesi digital marketing dan e-commerce. Dalam sesi ini, UMKM diajak memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan YouTube sebagai etalase utama promosi. Mereka dilatih membuat foto produk yang estetik dengan memanfaatkan kamera telepon seluler, menyusun caption yang menarik, serta mengunggah konten secara konsisten untuk membangun kedekatan dengan calon pelanggan.
Selain itu, peserta juga dikenalkan konsep konten interaktif, seperti video singkat, tutorial penggunaan produk, maupun cerita di balik proses produksi yang dapat menambah nilai emosional di mata konsumen. Tim pengabdian turut memberikan panduan penggunaan fitur broadcast message WhatsApp sebagai sarana komunikasi langsung ke pelanggan tetap maupun calon pembeli.
Tidak hanya di media sosial, pelaku UMKM juga diajarkan langkah-langkah dasar membuka dan mengelola toko daring di platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada. Dengan keberadaan di marketplace, produk UMKM diharapkan dapat menjangkau konsumen di luar wilayah desa, bahkan lintas daerah.
“Hal ini sekaligus membuka peluang peningkatan omzet dan perluasan jaringan distribusi,” ujar Alfarisi Akbar Efendi, S.E., M.Ak.
Seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan secara interaktif. Peserta tidak sekadar mendengar paparan, tetapi juga terlibat dalam diskusi dan praktik langsung, mulai dari mencatat transaksi, menyusun rencana sederhana, hingga memotret produk dan mengunggah konten ke media sosial. Pendampingan dilakukan intensif dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi agar ilmu yang diperoleh dapat dipahami dan diaplikasikan.
Perangkat desa dan masyarakat setempat juga dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan. Kehadiran pemerintah desa diharapkan dapat menjadi penguat agar praktik baik yang diperkenalkan selama pelatihan bisa terus berlanjut dan tidak berhenti setelah program selesai. Dengan kolaborasi kampus, desa, dan pelaku usaha, literasi keuangan dan literasi digital di tingkat akar rumput diharapkan meningkat secara bersamaan.
Program ini melibatkan narasumber dari kalangan dosen dan praktisi internal kampus, yaitu Sasongko Adi Priyanto, Alfarisi Akbar Efendi, serta Ganjar Ndaru Ikhtiagun, M.M. Ganjar Ndaru Ikhtiagun, M.M juga bertindak sebagai ketua pelaksana kegiatan. Ia didampingi tim dosen yang terdiri atas Faidzin Firdhaus, S.E., M.Ak., Alfarisi Akbar Efendi, S.E., M.Ak., Septi Purwaningsih, S.E., M.Ak., Dyah Ayumurni Kartikasari, S.Ak., M.Ak., Sasongko Adi Priyanto, S.E., M.Ak., dan Nurul Maghfirotul Jannah, S.Ak., M.Ak.
Dua mahasiswa, Dewi Minarti dan Ambar Icah Suryaningrum, turut aktif mendukung jalannya pelatihan, mulai dari mendampingi peserta saat praktik digital marketing hingga membantu simulasi pencatatan keuangan. Kehadiran mereka sekaligus menjadi bentuk penerapan ilmu di lapangan dan jembatan antara dunia kampus dengan kebutuhan nyata masyarakat.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
