JERMAN – Rayakan Maulid Nabi Muhammad, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman gelar Barzanji dalam 3 bahasa di Kota Munchen pada 2 Oktober 2022. Berlokasi di Landsbergerstraße di pusat Kota Munchen, acara dihadiri 120 orang anggota NU.
Mereka berasal dari berbagai kota di Jerman seperti Munchen, Berlin, Bremen, Frankfurt, Stuttgart, Karlsruhe, Aachen. Bahkan, acara juga dihadiri warga NU dari negara luar Jerman yakni Austria. Selain itu juga ikut hadir warga Jerman dan anak-anak kelahiran Jerman yang menjadi keluarga dari para Nahdliyin.
Acara diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia dan Ya Lal Wathon sebagai bentuk kecintaan terhadap Indonesia. Selain itu juga upaya menanamkan nilai-nilai nasionalisme khususnya bagi anak-anak diaspora yang lahir dan besar di Jerman.
“Untuk memberikan pemahaman tentang lagu tersebut, pembawa acara dr. Ika Damayanti Puasa (nahdliyin yang menjadi dokter di Jerman) menerjemahkannya dalam Bahasa Jerman sehingga anak-anak dan warga Jerman yang hadir menjadi paham,” kata Ketua Tanfidziyah Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Jerman, M. Rodlin Billah.
Sebagaimana tradisi di Indonesia, peringatan Maulid juga disertai dengan pembacaan Maulid Barzanji dengan diiringi rebana. Pembacaan barzanji dipimpin KH Syaeful Fatah selaku Rois Syuriah dan Muhammad Rodlin Billah selaku Ketua Tanfidziyah PCINU Jerman.
Habib Husein Alkaf dari Berlin, kemudian memberikan penjelasan terhadap makna bacaan-bacaan tersebut dalam Bahasa Indonesia dan dilanjutkan dengan Bahasa Jerman. Pembacaan Maulid Barzanji dalam Bahasa Arab dan kemudian dijelaskan dalam bahasa Indonesia dan Jerman dimaksudkan agar sejarah Nabi Muhammad dan nilai-nilai yang diajarkan dalam bacaan Maulid tersebut lebih mudah dipahami.
“Syair-syair yang berisi sejarah dan pujian kepada Nabi Muhammad dalam bacaan Maulid Berzanji tidak saja merdu untuk didengarkan namun juga dapat diketahui dan dimengerti dengan mudah melalui Bahasa Indonesia dan Jerman,” lanjut Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Jerman, Wahid Abdulrahman.
“Dengan demikian maka diharapkan akan semakin menambah pengetahuan sekaligus rasa cinta terhadap Nabi Muhammad dan kemudian meneladaninya,” imbuhnya.
Dalam sambutannya, Konsultat Jenderal RI di Frankfurt, Acep Somantri yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa peringatan Maulid sebagaimana tradisi di Indonesia sangat tepat untuk dilanjutkan dan dikembangkan di Jerman sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan Islam moderat yang menjadi nilai lebih Islam di Indonesia. Peringatan Maulid menjadi momentum untuk mempelajari sejarah sekaligus meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW sebagai rujukan umat Islam hidup di Jerman.
Untuk memberikan kegembiraan, seluruh anak-anak yang hadir diberikan bingkisan hadiah sekaligus sebagai cara untuk menanamkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto