SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Persagi Jateng gagas hantaran makanan diet bagi pasien rumah sakit agar bisa membantu proses penyembuhan. Sebab, selama ini hantaran makanan yang dibawa pengunjung masih sekadarnya tanpa perhitungan nilai gizi sesuai kebutuhan pasien.
“Sebenarnya obsesi saya, di depan rumah sakit itu ada penjual makanan diet yang akan dibawa ke pasien,” kata Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Jateng, Bambang Supangkat, usai peresmian gedung Kantor DPD Persagi Jateng di Pedurungan Semarang, Sabtu (17/6/2023).
“Jadi kalau orang mau beli, ditanya yang mau ditengok itu sakit apa, sehingga yang dibawa oleh penjenguk itu bisa dimakan oleh pasien,” imbuh dia.
Menurutnya, selama ini hantaran makanan yang dibawa penjenguk lebih banyak dinikmati oleh penunggu pasien. Kondisi ini bisa menjadi peluang bagi Persagi Jateng membentuk badan usaha yang menyediakan tempat berjualan makanan sesuai kondisi pasien.
“Selama ini tidak yang dibawa itu pasti yang makan penunggunya. Karena kalau yang dimakan oleh yang sakit, itu bisa menambah penderitaan dari pasien itu sendiri. Sehingga obsesi kami menyediakan diet khusus yang bisa dikembangkan masuk ke rumah sakit,” bebernya.
Dia menambahkan, gedung kantor yang baru ditempati itu menjadi penyemangat bagi seluruh anggota Persagi Jateng untuk meneruskan pengabdian kepada masyarakat. Agar roda organisasi nirlaba bisa tetap berjalan, maka dinilai perlu membuat badan usaha.
Badan Usaha
Peresmian dilakukan oleh Ketua Umum DPP Persagi, Rudatin, dengan dihadiri para ketua dan pengurus DPD Persagi seluruh Indonesia. Kegiatan itu di sela Temu Ilmiah Nasional (TIN) Persagi 2023 yang digelar di Kota Semarang.
“Saya pikir ini suatu nilai prestasi tersendiri untuk DPD Persagi Jateng. Belum semua DPD provinsi punya kantor seperti ini. Dan ini teman-teman para ketua DPD se-Indonesia ke sini, ini juga menjadi suatu nilai prestise tersendiri,” ujar Rudatin.
“Dan saya mengharapkan rumah (kantor) ini amanah, berkah. Tadi Ketua DPD Bambang Supangkat juga menyatakan supaya nanti ini juga berpenghasilan untuk membiayai rumah sini secara mandiri,” lanjutnya.
Perempuan berpangkat Komisaris Besar Polisi itu menyatakan, Persagi merupakan organisasi profesi yang bersifat nirlaba. Sementara, organisasi mesti terus berjalan untuk biaya operasional sehingga butuh penghasilan melalui yayasan atau badan usaha.
“Bayar listrik, air, pajak dan sebagainya. Pasti butuh tenaga sekretariat minimal, dan ini harus digaji oleh organisasi profesi (OP). Tentu OP harus mandiri. Kemandirian inilah kita serahkan kepada DPD, semoga DPD bisa menyusun strategi ke depan lebih baik dan berpenghasilan dalam usaha-usaha tersendiri,” harapnya.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto