Anya Geraldine Gantikan Titi Kamal di Film Mendadak Dangdut, Ini Alasan Monty Tiwa

JAKARTA, iNEWSJOGLOSEMAR.ID – Monty Tiwa, sutradara kawakan di balik sederet film fenomenal, akhirnya buka suara soal alasannya memilih Anya Geraldine sebagai pemeran utama dalam film terbarunya, _Mendadak Dangdut_. Bagi Monty, keputusan ini bukan sekadar soal nama besar. Ada sesuatu yang lebih dalam.
“Anya adalah aktor dengan jangkauan emosi yang luas. Ia punya kualitas yang dibutuhkan untuk membawakan karakter dalam cerita yang penuh keberagaman,” ungkap Monty dalam sesi Gala Premiere film tersebut.
Dalam film yang akan tayang serentak pada 30 April 2025, Anya memerankan Naya, seorang penyanyi pop yang tengah bersinar di puncak popularitas. Namun, sorotan lampu panggung mendadak berubah menjadi bayang-bayang ketakutan saat Naya dituduh terlibat dalam kematian asistennya sendiri.
Di tengah kekacauan dan keputusasaan, ia melarikan diri bersama sang ayah Anwar (diperankan oleh Joshua Pandelaki)—yang kini mengalami gangguan ingatan. Sang ayah adalah satu-satunya saksi kunci yang dapat menyelamatkan Naya dari tuduhan kelam itu. Mereka juga ditemani oleh sang adik Lola (diperankan Nurra Datau), dan perjalanan penuh bahaya itu menuntun mereka ke tempat yang tak terduga: panggung dangdut keliling.
Dari Panggung Pop ke Dangdut Jalanan
Dalam pelarian tersebut, Naya bertemu dengan dua pemuda kocak, Wawan (Keanu Angelo) dan Wendhoy (Fajar Nugra), yang tengah merintis grup musik dangdut. Tanpa pilihan lain, Naya pun bergabung menjadi penyanyi dangdut keliling. Justru di titik terendah hidupnya, Naya menemukan kekuatan baru—bukan hanya untuk bertahan, tetapi juga untuk membuktikan kebenaran.
Monty menyebut karakter Naya sebagai sosok kompleks yang menuntut banyak dari aktor pemerannya. Bagi Anya, tantangan itu justru menjadi daya tarik utama.
Film _Mendadak Dangdut_ bukan hanya drama komedi yang menyuguhkan tawa lewat karakter-karakter jenaka dan adegan-adegan absurd. Film ini juga sarat pesan keluarga, pengorbanan, dan pembelaan atas nama cinta dan keadilan.
“Film ini menyatukan elemen yang dekat dengan kita—keluarga, budaya lokal, dan musik dangdut. Kami ingin menunjukkan bahwa dangdut itu inklusif, bisa menguatkan, bahkan jadi penyelamat,” kata Monty.
Tak hanya itu, _Mendadak Dangdut_ juga menjadi bentuk penghormatan terhadap musik dangdut sebagai identitas budaya Indonesia. Di tangan Monty, dangdut tampil bukan sebagai latar komedi semata, melainkan sebagai alat penyelamat, medium pengakuan diri, dan suara hati.
Editor : Enih Nurhaeni