get app
inews
Aa Text
Read Next : 74 Orang Tewas, Perlintasan Sebidang Masih Jadi Titik Bahaya Serius

Mengenal SJS, Kereta Api Trem Legendaris Belanda yang Pernah Hidup di Kudus

Minggu, 22 Juni 2025 | 18:24 WIB
header img
Mengenal SJS, Kereta Api Trem Legendaris Belanda yang Pernah Hidup di Kudus (Ist)

KUDUS, iNEWSJOGLOSEMAR.ID – Kota Kudus, Jawa Tengah, menyimpan warisan transportasi yang sempat menjadi nadi ekonomi wilayah ini pada masa kolonial. Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), sebuah perusahaan trem swasta milik Belanda, tercatat sebagai pelopor jalur kereta api trem yang menghubungkan sejumlah daerah di pesisir utara Jawa, termasuk Kudus, sejak akhir abad ke-19.

SJS mulai beroperasi sejak 1881, dengan mengembangkan jaringan jalur trem dari Semarang ke Joana (kini Juana, Pati). Jalur ini melintasi Demak, Kudus, dan Pati dengan total panjang 87,2 kilometer, dan secara resmi dibuka pada 15 Maret 1884 bersamaan dengan peresmian Stasiun Kudus.

Stasiun pertama di Kudus berada di kawasan Kliwon, dibangun dari material kayu sederhana dan terletak dekat Alun-Alun Kudus serta Pabrik Gula Rendeng. Jalur ini sengaja dirancang untuk mendukung distribusi gula sebagai komoditas utama ke pelabuhan ekspor di Semarang.

Seiring pertumbuhan kota, SJS membangun Stasiun Kudus baru di Wergu pada 1919. Bangunan ini bergaya kolonial, lengkap dengan kanopi besi berhias kaca patri berwarna, menjadikannya salah satu stasiun paling modern pada masanya.

Namun, masa keemasan SJS tidak berlangsung lama. Seiring berkembangnya moda transportasi darat dan menurunnya kebutuhan trem, aktivitas SJS di Kudus berangsur meredup hingga akhirnya berhenti beroperasi sepenuhnya pada 1980-an.

Jejak yang Tinggal Kenangan

Kiprah SJS kembali diangkat dalam kegiatan napak tilas bertajuk “Telusuri Jejak Kereta Api di Kudus” pada Minggu, 22 Juni 2025. Acara ini diprakarsai oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 4 Semarang, bekerja sama dengan komunitas seperti Indonesian Railways Preservation Society (IRPS), Kereta Anak Bangsa (KAB), Komunitas Cerita Kudus Kota, dan Lelana Walking Tour.

Lebih dari 60 peserta dari berbagai kalangan mengikuti rute sejauh dua kilometer, menelusuri sisa-sisa peninggalan SJS dari eks Stasiun Kliwon hingga eks Stasiun Kudus di Wergu. Di sepanjang rute, peserta menyaksikan rel tua, jembatan besi, perangkat persinyalan, hingga bangunan-bangunan bekas stasiun yang masih berdiri kokoh meski telah lama tidak beroperasi.

“Banyak generasi muda maupun warga Kudus sendiri yang belum mengetahui bahwa daerah ini dulu memiliki jaringan kereta api trem yang cukup maju dan bahkan memiliki stasiun besar yang menjadi denyut transportasi dan perekonomian wilayah ini,” ujar Franoto Wibowo, Manager Humas KAI Daop 4 Semarang.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin membuka kembali ingatan sejarah itu agar tidak hilang ditelan zaman,” tambahnya.

Kini, sisa-sisa kejayaan SJS di Kudus hanya dapat ditemukan dalam bentuk rel tua yang tertimbun jalan, bangunan stasiun yang terlantar, dan jembatan besi peninggalan kolonial. Namun, napak tilas ini membuktikan bahwa memori masa lalu masih bisa digali dan dilestarikan.

“Banyak yang tidak tahu kalau dulu di sini ada jalur kereta api aktif, bahkan stasiun besar yang kini masih ada bekasnya. Ini aset sejarah yang sangat layak untuk diangkat kembali,” kata Bachtiar Yosanto, Ketua IRPS Korwil Semarang.

“Baik sebagai bahan edukasi, wisata sejarah, maupun bagian dari identitas kota Kudus,” lanjutnya.

Melestarikan Warisan SJS

KAI bersama komunitas berharap agar kegiatan seperti ini bisa menjadi media edukasi sejarah transportasi, serta menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga warisan budaya.

“Kami berharap kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan berkala dan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk pemerintah daerah dan generasi muda,” ujar Franoto.

“Agar sejarah panjang perkeretaapian Indonesia tetap hidup dan memberi manfaat bagi masyarakat luas.”

Kudus tak sekadar dikenal sebagai kota santri dan kota kretek, namun juga sebagai kota trem, tempat di mana SJS dulu berjaya dan kini dikenang.

 

 

 

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut