Alert Merah! Rektor Undip Serukan Damai atas Kisruh Bangsa, Ajak Mahasiswa hingga Guru Besar

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Universitas Diponegoro (Undip) resmi mengeluarkan pernyataan sikap atas memanasnya situasi politik dan sosial bangsa. Bertempat di Lapangan Widya Puraya, Kampus Undip Tembalang, Rabu (4/9/2025), jajaran pimpinan universitas, dewan profesor, senat akademik, majelis wali amanat, hingga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan senat mahasiswa hadir menyatakan suara bersama.
Rektor Undip, Prof Suharnomo, menegaskan bahwa kampus memiliki tanggung jawab moral untuk menyuarakan nurani bangsa. Dalam kesempatan itu, ia memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang dinilai menyampaikan aspirasi secara santun, tertib, dan tidak mengganggu masyarakat luas.
“Saya rasa terima kasih. Hari ini kita bisa lengkap civitas Akademika Universitas Diponegoro dari rektor, wakil rektor, semua dekan, wakil dekan, kemudian dari Dewan Profesor, Senat Akademik, dan Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro. Dan kami sangat bahagia karena anak-anak, teman-teman dari BEM Universitas Diponegoro dan fakultas membersamai kita,” kata Prof Suharnomo.
Ia menekankan bahwa sikap civitas akademika Undip merupakan seruan damai dan ajakan menahan diri agar bangsa tidak semakin terpecah. “Bangsa ini jangan pernah lelahlah untuk mencintai bangsa ini. Ada banyak yang kurang di bangsa ini. Tapi mari kita sama-sama mengedepankan apa yang menjadi nilai-nilai luhur dari bangsa ini,” ujarnya.
Prof Suharnomo juga menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan masalah. “Kekerasan apa pun judulnya tidak akan menyelesaikan masalah dan hanya akan menimbulkan kekerasan-kekerasan baru,” tandasnya.
Undip menyerukan agar nilai luhur Pancasila dan UUD 1945 dijadikan pedoman utama dalam menghadapi krisis bangsa. Menurut Suharnomo, bangsa ini penuh dengan sopan santun, penghargaan, dan empati terhadap sesama.
“Mari kita reminder kembali kita membuat nilai-nilai luhur yang ada di Pancasila. Mudah-mudahan kita bisa saling mengingatkan bahwa kita berada di koridor yang sama, NKRI,” katanya.
Dalam pernyataan sikapnya, Undip menyampaikan lima poin penting:
1. Menyampaikan duka cita mendalam atas korban jiwa dalam demonstrasi. Kehilangan mereka disebut bukan hanya duka bagi keluarga, tetapi juga luka bagi bangsa.
2. Mendesak aparat penegak hukum mengedepankan pendekatan persuasif, humanis, dan proporsional. Aparat negara disebut sebagai pengayom rakyat, bukan alat represi.
3. Menegaskan hak konstitusional berdemonstrasi harus dijalankan damai, menjunjung persaudaraan, dan menghindari kekerasan.
4. Mengimbau pemerintah dan DPR membatalkan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat, memperlebar kesenjangan, serta mengancam demokrasi.
5. Mendorong transparansi dan keterbukaan dalam pembenahan kebijakan demi demokrasi yang sehat dan berkeadilan.
“Dengan pernyataan ini, Universitas Diponegoro menegaskan kembali komitmennya untuk berdiri di garis depan memperkuat demokrasi, menegakkan keadilan sosial, serta membangun peradaban bangsa yang bermartabat dan damai,” bunyi seruan tertulis civitas akademika Undip.
Editor : Enih Nurhaeni