Perguruan Tinggi Kesehatan Swasta Mulai Ditinggalkan? Disertasi Unnes Bongkar Akar Masalahnya

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id — Fenomena menurunnya minat calon mahasiswa ke Perguruan Tinggi Kesehatan Swasta (PTKS) menjadi sorotan serius. Pergeseran pilihan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) membuat banyak PTKS berada dalam situasi dilematis. Isu ini dikupas tuntas oleh Nana Noviada Kwartawaty, SE., MM., yang resmi meraih gelar doktor di Program Studi Manajemen Kependidikan, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Dalam disertasinya berjudul “Analisis Faktor Determinan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Kesehatan Swasta Melalui Service Quality sebagai Variabel Moderasi”, Nana menegaskan bahwa harga kompetitif saja tidak cukup. Kualitas layanan (service quality) terbukti menjadi variabel kunci yang mampu memperkuat pengaruh harga terhadap keputusan calon mahasiswa untuk memilih kampus.
“Penelitian ini berangkat dari keprihatinan terhadap menurunnya minat calon mahasiswa pada PTKS di tengah dominasi PTN. PTKS harus memahami faktor-faktor yang memengaruhi keputusan calon mahasiswa agar dapat merancang strategi promosi yang efektif dan berbasis data,” jelas Nana.
Penelitian dilakukan di enam PTKS di Kota Semarang, sebuah kota dengan reputasi sebagai pusat layanan kesehatan dan persaingan ketat penerimaan mahasiswa. Melalui analisis SEM-PLS, Nana menemukan bahwa reliabilitas, daya tanggap, jaminan, dan empati dalam layanan mampu membuat calon mahasiswa lebih percaya dan tertarik mendaftar.
“Ini menjadi terobosan strategis bagi PTKS. Jika kualitas layanan prima, harga yang kompetitif akan memiliki pengaruh lebih besar terhadap keputusan mahasiswa untuk mendaftar,” tegasnya.
Kebaruan riset ini juga memperluas Theory of Planned Behavior (TPB). Kualitas layanan, yang sebelumnya dianggap sekadar faktor eksternal, ternyata berperan penting dalam membentuk niat perilaku calon mahasiswa.
Ujian terbuka disertasi Nana digelar di UNNES dan dipimpin oleh Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Direktur Sekolah Pascasarjana UNNES. Ia dibimbing oleh Prof. Dr. Sucihatiningsih Dian WP., M.Si. (promotor), serta Prof. Dr. Suwito Eko P., M.Pd. dan Prof. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si., QIA. (kopromotor). Adapun tim penguji melibatkan sejumlah akademisi, antara lain Prof. Dr. Wasino, M.Hum., Dr. (HC) Gunawan Tjokro, MBA, Prof. Dr. Yery Sutopo, M.Pd., M.T., dan Prof. Dr. Tri Joko Raharjo, M.Pd.
Didukung penuh oleh beasiswa Yayasan Kesehatan Telogorejo Semarang, Nana menyelesaikan studi doktoralnya hanya dalam waktu 2 tahun 1 bulan. Ia menegaskan bahwa pencapaian ini bukan sekadar prestasi pribadi, melainkan kontribusi akademik untuk merumuskan strategi rekrutmen PTKS di Indonesia.
“Saya berharap hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan PTKS untuk merancang strategi rekrutmen yang lebih efektif dengan menonjolkan kualitas layanan, agar mampu bersaing dengan PTN,” ujarnya.
Selain sebagai akademisi, Nana memiliki rekam jejak panjang di Yayasan Kesehatan Telogorejo. Selama 30 tahun, ia mengabdi, dengan 26 tahun di RS Telogorejo dan 4 tahun terakhir di Universitas Telogorejo Semarang sebagai dosen sekaligus Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Bisnis, dan Kerja Sama. Ia juga dikenal aktif menggerakkan program CSR Telogorejo Peduli.
Editor : Enih Nurhaeni