Produksi Sampah 1 Ton per Hari, Kampus Undip Deklarasi Zero Waste

Semarang, iNewsJoglosemar.id – Universitas Diponegoro (Undip) menandai usia ke-68 dengan langkah monumental: mendeklarasikan kampus Zero Waste. Deklarasi ini menjadi bukti komitmen Undip terhadap seruan Presiden Prabowo Subianto tentang darurat sampah nasional. Melalui langkah berani itu, Undip menegaskan diri sebagai pelopor kampus hijau yang mempraktikkan circular economy dan mengolah seluruh limbah menjadi energi, pupuk, hingga produk bernilai tambah.
Rektor Undip menyebut, langkah ini bukan sekadar simbolik, melainkan hasil dari riset panjang dan inovasi lintas disiplin yang melibatkan dosen, mahasiswa, serta mitra industri. Ia menegaskan, sampah organik kini diolah menjadi pakan maggot, pupuk, dan sumber energi, sementara sampah anorganik dimanfaatkan menjadi parfum dan bahan bakar alternatif.
“Undip memproduksi hampir satu ton sampah setiap hari. Tapi mulai hari ini, tak ada satu pun yang keluar tanpa diolah. Semua kembali ke sistem kami,” ujarnya.
Gerakan Zero Waste itu sekaligus menjadi implementasi langsung dari tema Dies Natalis ke-68 Undip, “Inovasi untuk Bangsa: When Innovation Meets Impact.” Dalam orasi ilmiahnya di Muladi Dome, Semarang, Jumat (17/10/2025), Rektor menekankan bahwa inovasi harus memberi manfaat nyata, bukan sekadar berhenti di ruang laboratorium.
“Kampus tidak boleh hanya mencetak teori. Kita harus menciptakan solusi yang berdampak bagi masyarakat dan lingkungan,” katanya.
Dalam orasi berdurasi sekitar 17 menit itu, Rektor menggambarkan berbagai krisis global — dari lingkungan, pangan, energi, hingga air bersih — yang membutuhkan aksi cepat dan inovasi nyata. Ia mencontohkan keberhasilan Undip mengembangkan teknologi desalinasi air laut menjadi air siap minum, yang kini dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan air di wilayah pesisir.
Selain desalinasi, Undip juga memamerkan 35 inovasi unggulan yang dihasilkan dari berbagai fakultas, mulai dari rekayasa pangan, bioteknologi, obat-obatan, hingga teknologi lingkungan. “Semua inovasi ini seratus persen bermanfaat bagi masyarakat,” tegas Rektor, seraya menambahkan bahwa inovasi harus berpijak pada kebutuhan rakyat dan kondisi riil di lapangan.
Rektor menuturkan, keberhasilan Undip bukan hanya hasil kerja laboratorium, tetapi juga hasil dari kebiasaan baru yang ditanamkan di lingkungan kampus. Ia menekankan pentingnya perubahan perilaku sebagai bagian dari keberlanjutan.
“Teknologi tidak cukup tanpa habit. Kita akan kelola bareng-bareng, edukasi bareng-bareng,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Rektor juga menegaskan komitmen Undip untuk memperkuat hubungan antara dunia akademik dan industri strategis nasional. Melalui jejaring dosen dan alumni, mahasiswa kini memiliki akses luas untuk magang dan penelitian di berbagai perusahaan BUMN besar seperti PT Dirgantara Indonesia (DI), PAL, dan HANA. “Kami ingin mahasiswa Undip tidak hanya pintar, tapi relevan dengan arah pembangunan bangsa,” ujarnya.
Selain itu, Undip turut menyerahkan penghargaan kepada peneliti yang masuk daftar 2 persen ilmuwan teratas dunia versi Stanford–Elsevier, dosen berprestasi, dan tenaga kependidikan teladan. Penghargaan ini menunjukkan posisi Undip sebagai kampus riset unggulan dengan kontribusi nyata bagi masyarakat dan industri.
Dalam konteks sosial kampus, Rektor juga menegaskan kesiapan Undip menangani berbagai kasus kekerasan seksual di lingkungan akademik. Ia memastikan kampus memiliki sistem cepat tanggap dengan melibatkan mahasiswa, BEM, LSM, hingga psikolog.
“Kami terbuka dan adil. Mahasiswa adalah bagian dari tim solusi,” ujarnya tegas.
Melalui pendekatan riset, edukasi, dan keteladanan, Undip ingin membangun ecosystem campus yang tidak hanya hijau secara fisik, tetapi juga sehat secara sosial. Konsep close-loop circular economy diterapkan dari hulu hingga hilir, menjadikan Undip model percontohan bagi perguruan tinggi lain dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
“Zero Waste ini langkah kecil untuk Undip, tapi besar untuk bangsa,” ujar Rektor menutup orasinya. Ia berharap inovasi Undip dapat menjadi inspirasi nasional — menjawab tantangan perubahan iklim, darurat sampah, sekaligus memperkuat martabat bangsa dalam bidang keilmuan.
Editor : Enih Nurhaeni