Indonesia Jadi Incaran Sindikat Narkoba, Jalur Ekspedisi dan Logistik Diperketat
SEMARANG, iNewsJoglosemar.id — Ancaman narkotika terhadap Indonesia kian kompleks. Dalam beberapa tahun terakhir, jaringan narkotika internasional semakin agresif memanfaatkan jalur ekspedisi dan jasa logistik sebagai media pengiriman barang haram. Paket kecil yang bergerak cepat melalui jaringan pengiriman resmi kini menjadi salah satu pintu masuk favorit sindikat narkoba global. Modus penyamaran pun kian beragam—mulai dari makanan, minuman, permen, cairan, hingga vape.
Fenomena inilah yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan strategis kerja sama antara BNN Provinsi Jawa Tengah dan DPW Asperindo Jawa Tengah. Sektor logistik yang selama ini menjadi urat nadi distribusi ekonomi nasional kini menghadapi ancaman baru yang harus direspons secara sistematis. Kegiatan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan Sosialisasi “Asperindo Bersinar”, yang digelar di Hotel Horison Kota Lama Semarang dan dihadiri sekitar seratus peserta, menjadi langkah percepatan P4GN di sektor pengiriman barang.
Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah, Brigjen Pol. Dr. H. Agus Rohmat, S.I.K., S.H., M.Hum., memaparkan situasi faktual narkotika Indonesia. Beliau menegaskan bahwa Indonesia kini menjadi salah satu target utama sindikat narkoba global. Faktor geografis sebagai negara kepulauan dengan banyak jalur masuk tidak resmi, jumlah penduduk usia produktif yang besar, serta nilai transaksi narkotika yang mencapai Rp5 triliun, menjadikan Indonesia sebagai pasar sangat potensial bagi jaringan internasional.
Ia juga menyampaikan bahwa sindikat semakin canggih dalam menjalankan aksinya dengan memanfaatkan teknologi kripto, identitas fiktif, serta sistem logistik modern untuk mengaburkan jejak distribusi.
“Sektor logistik adalah tulang punggung ekonomi sekaligus medan perang baru. Melalui kerja sama ini, kita membangun benteng ketiga—pencegahan berbasis sistem logistik nasional. PKS ini bukan sekadar tinta di atas kertas, tetapi janji bersama untuk memastikan bahwa setiap paket adalah paket aman,” tegas Brigjen Agus Rohmat.
Ketua DPW Asperindo Jawa Tengah, H. Agus Tony, S.Par., menyambut baik kerja sama strategis ini. Menurutnya, dunia ekspedisi memiliki tanggung jawab moral sekaligus posisi strategis dalam mencegah logistik disalahgunakan sebagai jalur peredaran narkoba.
“Kerja sama ini bukan kegiatan seremonial. Kami siap menerjemahkan PKS ke dalam implementasi nyata melalui peningkatan SOP, kewaspadaan petugas, dan penguatan pengawasan di seluruh jaringan ekspedisi,” ujarnya.
Ketua panitia kegiatan, H. Ranudin, menambahkan bahwa integrasi sektor logistik dalam upaya P4GN sangat penting mengingat meningkatnya kasus narkotika yang memanfaatkan jalur pengiriman.
“PKS yang ditandatangani antara BNN dan Asperindo Jawa Tengah memuat komitmen untuk memperkuat kemampuan SDM dalam mendeteksi paket mencurigakan, menyusun dan menyelaraskan SOP penanganan barang berisiko narkoba, hingga mempercepat pertukaran informasi intelijen antara perusahaan ekspedisi dan BNN,” terangnya.
Editor : Enih Nurhaeni