Energi Baru Riset Biomolekul: Corpora Science Gelar Seminar Orbitrap di Yogyakarta
YOGYAKARTA, iNewsJoglosemar.id - Suasana Yogyakarta pada Kamis (20/11) terasa begitu hidup sejak pagi hari. Para peneliti, akademisi, hingga regulator berkumpul di Artotel Suites Bianti dengan satu tujuan: mendalami masa depan teknologi riset melalui seminar bertajuk “Proteomics with LC–HRMS Orbitrap: From Research to Routine”.
Acara yang diinisiasi oleh Corpora Science bersama PT Wiralab Analitika Solusindo ini menempatkan teknologi Orbitrap sebagai bintang utama yang dipercaya mampu membuka era baru dalam riset biomolekul di Indonesia.
Momentum acara dibuka dengan pandangan strategis dari H. E. A. Chuzaemi Abidin, Deputi Pembinaan dan Pengawasan Jaminan Produk Halal BPJPH. Dalam sambutannya, ia menekankan urgensi Indonesia untuk bergerak cepat di tengah pasar halal dunia yang kian kompetitif.
Menurutnya, posisi Indonesia dalam ekonomi syariah global sangat bergantung pada kemampuan laboratorium yang kuat serta metode pengujian yang presisi. Ia menyoroti bahwa tantangan pengujian bahan kini makin kompleks, sehingga pembaruan regulasi dan teknologi menjadi hal yang tak bisa ditawar.
Pembahasan teknis dimulai dengan presentasi menarik dari Hendy Dwi Warmiko, General Manager Corpora Science. Hendy memaparkan penelitian mendalam mengenai peptida spesifik pada gelatin babi.
Ia memperlihatkan bagaimana teknologi LC-HRMS mampu memetakan peptida dengan detail yang luar biasa, sebuah kemampuan yang sangat krusial untuk produk terproses. Menurutnya, resolusi yang ditawarkan Orbitrap jauh melampaui metode konvensional seperti LC-MS/MS atau PCR, menjadikannya fondasi yang menjanjikan untuk metode deteksi gelatin yang lebih akurat di masa depan.
Diskusi semakin berbobot ketika Anjar Windarsih dari BRIN memaparkan penggunaan bottom-up proteomics untuk autentikasi daging dan gelatin. Anjar mendemonstrasikan bagaimana integrasi antara proteomik dan metabolomik dapat digunakan untuk mengecek kehalalan produk pangan yang kompleks.
Ia menegaskan bahwa kedalaman detail yang bisa diungkap oleh Orbitrap memberikan wawasan yang jauh lebih komprehensif dibandingkan metode biasa.
Perspektif kemudian diperluas ke bidang kesehatan oleh Rudi Heryanto dari IPB University. Ia membahas peran vital proteomik dan metabolomik dalam percepatan penemuan obat baru. Melalui pendekatan network pharmacology, Rudi menjelaskan bagaimana LC-HRMS dapat mempercepat proses penapisan senyawa bioaktif, sebuah teknologi yang dinilai sangat relevan untuk mengeksplorasi kekayaan hayati Indonesia.
Hal senada diungkapkan oleh Ratnaningrum Dewi Karuna dari Universitas Kristen Petra, yang menyoroti peran proteomik di sektor pangan, klinis, hingga biosimilar. Ia menekankan bahwa dalam hal presisi memahami perubahan ekspresi protein, teknologi high-resolution MS berada di kelas yang berbeda.
Rangkaian sesi materi ditutup dengan presentasi unik dari Tri Rini Nuringtyas (UGM) yang membawa audiens menyelami riset proteomik pada bisa ular. Tri menunjukkan kepiawaian Orbitrap dalam memetakan profil toksin yang sangat kompleks di dalam venom satu per satu. Informasi mendetail ini menjadi kunci penting dalam upaya pengembangan antivenom yang lebih efektif bagi dunia medis.
Hingga akhir acara, antusiasme peserta yang hadir tidak menunjukkan tanda-tanda surut. Seminar ini berhasil membuktikan bahwa minat terhadap teknologi proteomik di Indonesia sedang tumbuh pesat. Dengan kemampuan yang ditawarkannya, Orbitrap diprediksi akan memegang peran sentral dalam memajukan riset halal, pangan, kesehatan, hingga biomedis di tanah air pada tahun-tahun mendatang.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar