get app
inews
Aa Text
Read Next : KA Peti Kemas Perdana Lewati Jalur Gubug–Karangjati, Masinis Kibarkan Bendera Kuning

AHY Beberkan Konsep Giant Seawall di Pesisir Pantura, Semarang-Demak Jadi Prioritas

Kamis, 27 November 2025 | 15:07 WIB
header img
AHY Beberkan Konsep Giant Seawall di Pesisir Pantura, Semarang-Demak Jadi Prioritas. Foto: Taufik Budi

 

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id — Menteri Koordinator Infrastruktur, Transformasi, dan Pembangunan Kewilayahan (Menko ITP), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), memaparkan konsep besar pembangunan giant seawall untuk melindungi kawasan pesisir Pantai Utara Jawa (Pantura). Penjelasan itu disampaikan AHY dalam kuliah umum di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Kamis (27/11/2025).

Dalam paparannya, AHY menegaskan bahwa giant seawall merupakan bagian dari strategi nasional untuk membangun Indonesia yang lebih tangguh terhadap ancaman bencana alam. “Indonesia berada di ring of fire dan wilayah pesisir kita semakin rentan terhadap banjir rob, abrasi, serta dampak perubahan iklim,” kata AHY di hadapan civitas akademika Undip.

Ia menjelaskan, pembangunan giant seawall tidak dapat dikerjakan secara parsial. Proyek ini membutuhkan kajian komprehensif serta sinergi lintas instansi.

“Sedikitnya ada 17 kementerian dan lembaga yang harus terlibat. Selain itu, perencanaan pusat juga harus harmonis dengan pemerintah provinsi serta kabupaten/kota,” jelasnya.

AHY juga menyoroti kontribusi Undip yang selama ini aktif melakukan berbagai riset mitigasi pesisir. Menurutnya, kampus harus menjadi garda depan dalam pengembangan teknologi dan solusi adaptasi iklim.

“Undip berada di wilayah Pantura yang kerentanannya tinggi. Kontribusi riset dan inovasi Undip sangat strategis,” ucapnya.

Dalam kuliah umum itu, AHY turut memaparkan bahwa pembangunan tanggul laut tidak akan sepenuhnya mengandalkan beton. Pemerintah mengusung konsep hybrid seawall, yakni kombinasi antara tanggul teknis dan pendekatan alami seperti mangrove.

“Tidak semua masalah pesisir harus diselesaikan dengan beton tinggi. Sebagian wilayah bisa memakai solusi alami yang lebih efisien dan berkelanjutan,” katanya.

AHY menambahkan bahwa percepatan pembangunan infrastruktur pesisir juga menjadi mandat Presiden Prabowo Subianto. Khusus untuk Jawa Tengah, area Semarang dan Demak disebut sebagai zona prioritas karena tingkat penurunan tanah mencapai 15-20 sentimeter per tahun dan banjir rob yang semakin intens.

Selain urusan tanggul laut, AHY juga menyinggung perlunya memperkuat early warning system untuk bencana. Ia menanggapi laporan adanya potensi penyalahgunaan alat sistem peringatan dini.

“Kalau ada pelanggaran hukum, harus diproses hukum. Sistem peringatan dini penting agar masyarakat bisa mengambil langkah penyelamatan secara cepat,” ujarnya.

AHY menutup kuliah umum tersebut dengan ajakan agar Indonesia membangun arah pembangunan yang berorientasi pada ketahanan, kesejahteraan, dan keberlanjutan.

“Kita ingin membangun tanpa merusak lingkungan, mendorong transisi energi bersih, dan memastikan setiap infrastruktur memberi manfaat jangka panjang,” katanya.

 

 

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut