Turhadi menjelaskan bunga melati dengan nama latin Jasminum sambac menjadi primadona masyarakat lokal hingga pasar internasional. Sebab, banyak manfaatnya yang sering digunakan sebagai bahan baku dekorasi, industri, kosmetik, minuman dan upacara religi.
“Pangsa pasar ekspor melati di Asia kian menjanjikan. Kami berharap, produksi petani melati semakin meningkat, berdaya saing di pasar global dan tembus ke seluruh belahan dunia,” tutur Turhadi.
Sub Koordinator Substansi Karantina Tumbuhan, Cisilia Triwidiyanti, menerangkan pada Rabu (26/4) pejabat karantina yang bertugas di wilayah kerja Tegal telah melakukan serangkaian tindakan pemeriksaan terhadap 225 kg melati senilai Rp25 juta sebelum dikirim ke Malaysia. Komoditas tersebut dikemas dalam 25 boks dan masing-masing kemasan berisi 9 kg.
"Setelah dilakukan pemeriksaan diketahui melati sehat, segar, tidak ada yang busuk, bebas OPTK dan siap dikirim mengharumkan Negeri Jiran. Masing-masing kemasan ditata rapi, bersih dan kondisi beku jadi aman sampai negara tujuan," papar Cisilia.