Penanggung Jawab Acara Indonesian Culture, Widyawati, menambahkan, panggung budaya itu merupakan salah satu dari empat even besar yang digelar sekolah setiap tahun. Para pelajar dari tiap jenjang pendidikan diberi waktu satu bulan untuk menyiapkan konsep sekaligus latihannya.
“Kami kegiatan rutin tahunan itu dalam satu tahun ada empat kegiatan besar. Dan satu satu project itu biasanya (butuh persiapan) satu bulan. Misalkan yang SMP kami setiap hari dalam 5 hari sekolah, kami ambil satu hari dua jam pelajaran, kemudian dalam satu minggu kami ambil tiga hari. Misalkan Senin, Rabu, dan Kamis, seperti itu pembagian waktunya,” terang Widy.
Dalam perhelatan Indonesian Culture kali ini, difokuskan pada perjalanan rempah Nusantara sebagai pembelajaran bersama anak-anak. Rempah, yang pada awalnya merupakan karunia, juga menjadi katalisator dari berbagai peristiwa bersejarah, termasuk kolonialisme dan imperialisme.
Indonesia, sebagai surga rempah, menjadi pusat distribusi rempah ke seluruh dunia oleh para penduduk Nusantara pada masa lalu. Menggunakan kapal sebagai ikon Indonesian Culture, mereka tidak hanya menyebarkan rempah, tetapi juga kebudayaan. Asimilasi budaya terjadi ketika kebudayaan Indonesia terkenal di penjuru dunia, sehingga dunia datang kepada Indonesia.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto