SEMARANG, iNewsJoglosemar.id - Fenomena standing motor atau mengangkat roda depan sepeda motor telah menjadi tren yang cukup populer di kalangan pengendara, terutama anak muda. Aksi ini juga membawa risiko serius bagi pengendara yang tidak memiliki keterampilan dan pengalaman memadai.
Banyaknya unggahan video yang memperlihatkan pengendara yang mencoba melakukan standing motor menunjukkan popularitas manuver ini di media sosial. Aksi ini seringkali dilakukan di jalanan umum atau area publik, tanpa mempertimbangkan potensi bahaya yang besar.
Risiko utama dari standing motor adalah kehilangan keseimbangan. Ketika pengendara tidak dapat mengendalikan sepeda motor dengan baik, mereka berisiko jatuh dan mengalami cedera serius. Cedera yang paling umum terjadi adalah patah tulang, cedera kepala, dan luka-luka lainnya yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.
“Tren wheelie dan standing pilihan mengekspresikan diri melalui berkendara, namun jauh lebih penting untuk selalu memprioritaskan keselamatan diri sendiri dan orang lain saat di jalan,” kata Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah, Oke Desiyanto.
Selain risiko fisik bagi pengendara, standing motor juga dapat membahayakan pengguna jalan lainnya. Pengendara yang tidak terlatih mungkin kehilangan kendali atas sepeda motornya dan menyebabkan kecelakaan yang melibatkan kendaraan lain atau pejalan kaki di sekitarnya.
“Pastikan untuk mempelajari teknik yang benar, berlatih di tempat yang aman, dan selalu menggunakan perlengkapan keselamatan,” lanjutnya.
Dalam menyikapi tren standing motor ini, penting bagi seluruh komunitas pengendara sepeda motor untuk saling mengedukasi dan mengingatkan akan bahaya serta pentingnya keselamatan dalam berkendara. Dengan begitu, pengendara dapat menikmati hobi mereka tanpa mengorbankan keselamatan diri sendiri dan orang lain di sekitar mereka.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait