KENDAL, iNewsJoglosemar.id — Terletak di lereng utara Gunung Ungaran, Warung Kopi Pucu'e Kendal menjadi daya tarik baru yang memikat hati para pecinta kopi dan alam. Keunikan warung ini mengusung konsep menyatu dengan alam dan mandiri energi.
Berlokasi di Dusun Gunungsari, Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, warung kopi ini berada sekira 300 meter dari objek wisata Curug Lawe Secepit. Sehingga, kerap menjadi pemberhentian terakhir bagi wisatawan yang melepas penat setelah menikmati keindahan air terjun.
Dengan ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl), Warung Kopi Pucu'e Kendal menawarkan suasana sejuk dan segar. Dikelilingi oleh hutan lebat dan pemandangan yang memukau, warung ini tidak hanya menjadi tempat menikmati kopi, tetapi juga menyuguhkan indahnya panorama. Keindahan alam di sekitarnya membuat tempat ini dianggap sebagai salah satu puncak perkampungan paling menarik di Kendal.
Pengunjung yang datang ke Warung Kopi Pucu'e bukan hanya dari daerah sekitar Kendal, tetapi juga luar daerah. Banyak dari mereka penasaran dengan konsep yang diterapkan di warung ini, di mana energi terbarukan dimanfaatkan sebagai bagian dari operasionalnya.
“Konsep awal dari Kopi Pucu'e Kendal adalah kita menyatu dengan alam, ngopi di bawah pohon kopi dan alpukat, maupun pohon bambu. Kita tidak mengubah alam, karena ketika kita bersahabat dengan alam, maka alam akan menjaga kita,” kata Wahyudi, pengelola Warung Kopi Pucu'e Kendal, Sabtu (24/8/2024).
Kopi yang disajikan di Warung Kopi Pucu'e Kendal dihasilkan dari tanaman kopi lokal, dengan varietas arabika dan robusta. Menurut Wahyudi, kopi robusta yang ditanam di daerah pegunungan memiliki cita rasa yang berbeda dibandingkan dengan kopi robusta dari daerah lain.
“Kopi robusta di sini memiliki keunikan tersendiri. Meskipun pahit, ada rasa asam yang muncul, yang jarang ditemukan di kopi robusta lainnya,” ujarnya.
Selain itu, kopi arabika yang ditanam di daerah ini juga memiliki karakteristik unik. Cita rasa ini merupakan cerminan dari tanah dan iklim yang mendukung pertumbuhan kopi di wilayah tersebut.
“Rasa asam yang bisa ditemukan pada kopi arabika kami mirip dengan rasa asam jeruk. Ini karena dulunya, di tahun 1980-an, dusun kami adalah sentral jeruk,” lanjutnya.
Dalam tiga tahun terakhir, tren penanaman kopi arabika di kawasan ini semakin meningkat. “Petani kami sudah mulai banyak yang menanam arabika, mungkin sekitar 40% dari total penanaman kopi saat ini. Tahun ini kami berhasil memproses sekitar 6 ton cherry kopi arabika. Alhamdulillah, panen raya tahun ini cukup bagus,” katanya bangga.
Edukasi Petani
Warung Kopi Pucu'e Kendal tidak hanya berfokus pada penjualan kopi, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan petani tentang pentingnya pengolahan kopi yang baik. Termasuk mengajarkan petani untuk menjaga alam.
“Kita bersinergi dengan teman-teman karang taruna dan Dasa Wisma untuk mengedukasi masyarakat mengenai proses kopi. Ini penting agar mereka tahu bahwa kopi ini bisa dijual dengan baik,” tambahnya.
Dengan pendekatan keberlanjutan dan kualitas, Warung Kopi Pucu'e Kendal telah menjadi salah satu destinasi ngopi yang menarik di kawasan ini. Pengunjung bisa menikmati sajian kopi berkualitas tinggi sambil belajar tentang proses pengolahan kopi yang benar. Selain itu, warung ini juga menyediakan berbagai sajian menarik, baik modern maupun tradisional, seperti tubruk halus dan tubruk kasar.
Para pengunjung sering mampir di Warung Kopi Pucu'e Kendal setelah menikmati perjalanan ke Curug Lawe Secepit. Keberadaan warung ini tidak hanya menambah daya tarik destinasi tersebut, tetapi juga memberikan pengalaman lengkap yang memadukan keindahan alam dengan kenikmatan kopi dan keberlanjutan energi. Dengan memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ngesrepbalong, warung ini berupaya untuk mandiri dalam hal pasokan energi.
“Konsep mandiri energi yang diterapkan bukan hanya untuk menarik wisatawan, tetapi juga sebagai upaya pengembangan energi berkelanjutan di desa,” terangnya.
PLTMH ini tidak hanya membantu menggerakkan roda ekonomi lokal, tetapi juga memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat setempat. “Sistem pembangkit listrik ini mendukung operasional warung sekaligus melestarikan lingkungan sekitar,” ujarnya.
Awalnya, warga membangun PLTMH dengan peralatan seadanya, menggunakan banyak perangkat dari barang bekas. Namun, berkat kegigihan warga, PLTMH ini akhirnya berhasil beroperasi dan mendukung kebutuhan listrik di warung tersebut.
“Kita memanfaatkan aliran sungai dari Curug Lawe Secepit di kebun kopi sini, untuk menggerakkan generator yang semula memakai barang-barang bekas. Berdasarkan penelitian tim Unnes (Universitas Negeri Semarang), air sungai yang mengalir ini bisa menggerakkan turbin hingga kapasitas 15.000 Watt,” beber dia.
“Makanya kita mengedukasi masyarakat dan petani untuk menjaga alam, tidak sembarangan menebang pohon, agar sumber air dan sungai masih bisa mengalir,” terangnya lagi.
Seiring waktu, warga mendapatkan bantuan mesin generator baru berkapasitas 1.000 Watt dari PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Semarang. Mesin ini meningkatkan efisiensi PLTMH, sehingga mampu memasok listrik dengan lebih stabil.
Tak lama setelahnya, mereka juga menerima mesin generator berkapasitas 3.000 Watt, yang semakin memperkuat daya tampung listrik yang dihasilkan. Dukungan dari PT PLN Indonesia Power memberikan manfaat besar bagi keberlanjutan PLTMH Ngesrepbalong, sehingga warung ini dapat beroperasi dari pagi hingga malam dengan pasokan listrik yang stabil.
Listrik yang dihasilkan tidak hanya untuk penerangan, tetapi juga digunakan untuk kebutuhan memasak dan penyajian kopi. Selain itu, energi dari PLTMH juga dimanfaatkan dalam proses pengeringan biji kopi, memberikan dampak positif bagi para petani lokal. Keberhasilan Warung Kopi Pucu'e dalam mengadopsi energi terbarukan tidak hanya membawa dampak positif pada perekonomian masyarakat, tetapi juga meningkatkan omzet para petani kopi.
Wahyudi menjelaskan bahwa para petani yang beralih ke metode organik mengalami peningkatan omzet hingga 40%. Dengan demikian, warung ini juga berkontribusi pada kesejahteraan petani setempat.
“Ini mendorong petani untuk terus memproduksi kopi berkualitas tinggi,” katanya.
Para pengunjung pun mberikan apresiasi pada inovasi Warung Kopi Pucu'e Kendal yang memberikan manfaat sosial dengan melibatkan pemuda desa dalam pengelolaannya. Mereka mendapatkan kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan keterampilan di bidang pariwisata serta pelayanan, menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan.
“Ketika dalam perjalanan, saya melihat bangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) di sekitar lokasi. Terus terang, saya sangat mengapresiasi inisiatif ini. Rasanya tak menyangka di puncak gunung seperti ini ada sebuah desa yang menerapkan energi terbarukan untuk mendukung usaha warung kopi,” ungkap Mif Hani.
“Kopinya enak dan punya karakter yang khas, seperti kopi yang benar-benar dirawat sejak awal sampai proses penyeduhan. Rasa kopi di sini terasa sangat berbeda dengan kopi lainnya, mungkin karena berasal langsung dari biji kopi lokal yang diolah dengan baik,” ujarnya sambil menikmati secangkir kopi panas yang diseduh dengan teknik manual.
Mif juga menambahkan bahwa atmosfer di Warung Kopi Pucu'e memberikan suasana yang tenang dan nyaman. “Di sini, kita bisa merasakan harmoni antara alam dan kegiatan manusia. Warung ini bukan hanya tempat ngopi, tetapi juga sarana bagi warga setempat untuk bekerja dan berinteraksi dengan pengunjung. Mereka sangat ramah dan memberikan informasi yang menarik tentang kopi dan lingkungan sekitar,” tambahnya.
Perlu Diadopsi
Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Semarang, Flavianus Erwin Putranto, menjelaskan kontribusi tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) atau corporate social responsibility (CSR) yang diberikan kepada Warung Kopi Pucu'e Kendal.
“CSR kami yang berikan berupa infrastruktur di antaranya adalah sumber pasokan energi hijau dengan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dengan kapasitas 1.000 Watt dan 3.000 Watt. Ini bisa digunakan untuk memasak, penerangan, dan juga kegiatan operasional sehari-hari dari pengeringan kopi, termasuk ke warung kopi,” ungkapnya.
“Selain itu, kami juga memberikan pelatihan-pelatihan di sini sehingga masyarakat juga mendapatkan value dari kegiatan CSR yang dilakukan oleh Indonesia Power. Program ini kita lakukan selama 5 tahun sejak 2019,” sambungnya.
Pakar lingkungan hidup dari Universitas Diponegoro (Undip), Prof. Sudharto P. Hadi, sangat mengapresiasi keberadaan Warung Kopi Pucu'e Kendal. “Kehadiran Indonesia Power dalam program ini sangat penting. Selain menciptakan lapangan kerja, program ini juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan. Dengan memanfaatkan energi terbarukan, kita tidak hanya menjaga sumber daya alam tetapi juga mendorong kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Lebih jauh, Prof. Sudharto menekankan bahwa pendekatan ini bisa menjadi model bagi daerah lain. “Warung Kopi Pucu'e Kendal adalah contoh nyata bahwa pariwisata berkelanjutan dapat dicapai dengan sinergi antara keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi lokal. Saya berharap inisiatif ini dapat diadopsi di tempat lain untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas,” ungkapnya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait