DEMAK, iNewsJoglosemar.id - Pengidap HIV/AIDS memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, terutama pada sel CD4, jenis sel darah putih yang berperan penting dalam melawan infeksi. Ketika HIV berkembang menjadi AIDS, jumlah sel CD4 menurun drastis, membuat tubuh rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi kulit dan kelamin yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, atau parasit.
Dokter spesialis kulit dan kelamin RSUD Sunan Kalijaga, dr. Ridha Setiawati, Sp.KK, menjelaskan dalam sebuah talkshow di RSKW, Rabu (11/12/2024), bahwa infeksi kulit sering menjadi salah satu gejala awal pada pengidap HIV/AIDS. "Tubuh mereka tidak mampu melawan patogen seperti orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat. Infeksi kulit seperti herpes zoster, kandidiasis, dan tuberkulosis kulit adalah contoh infeksi oportunistik yang sering terjadi," ungkap Ridha.
Ia menambahkan bahwa ruam kulit yang berlangsung lama, infeksi berulang, atau bercak hitam yang menyebar dan gatal bisa menjadi indikasi awal infeksi HIV. Gejala ini muncul akibat jumlah sel CD4 yang sangat rendah. Selain itu, HIV/AIDS juga memperburuk risiko penularan penyakit kelamin lainnya akibat melemahnya sistem imun tubuh.
Sebagai langkah pencegahan, Ridha menyarankan pengobatan HIV yang konsisten, penggunaan kondom saat berhubungan seksual, menjaga kebersihan tubuh, dan pemeriksaan rutin untuk deteksi dini infeksi kulit dan kelamin. "Pola hidup sehat sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh pengidap HIV," tambahnya.
Pengidap HIV/AIDS juga harus berhati-hati dalam memilih produk perawatan kulit. Produk yang mengandung bahan kimia keras dapat memicu iritasi atau bereaksi dengan obat antiretroviral (ARV). "Karena kulit mereka cenderung lebih kering, disarankan menggunakan produk dengan pelembab atau sabun bayi saat mandi," pungkas Ridha.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait