Dari Sawah ke Kampus Negeri: Perjalanan Emas Nesha Si Ratu Voli Purworejo

Joe Hartoyo
Dari Sawah ke Kampus Negeri: Perjalanan Emas Nesha Si Ratu Voli Purworejo (Joe)

PURWOREJO, iNEWSJOGLOSEMAR.ID – Bermain voli bukan sekadar hobi bagi Nesha Kharisma Putri, siswi SMAN 10 Purworejo yang lahir pada 28 Maret 2007 di Desa Kalijering, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo. Remaja ini menjadikan voli sebagai jalan hidupnya yang penuh semangat, disiplin, dan dedikasi sejak usia dini.

Di rumah sederhana yang berjarak jauh dari pusat kota, puluhan piala dan sertifikat juara menumpuk sebagai bukti ketekunan Nesha di dunia olahraga. Anak kedua dari tiga bersaudara ini berasal dari keluarga guru—ayahnya, Yatirun, mengajar di SD, sementara ibunya, Dartini, adalah guru TK.

Sejak kecil, Nesha terbiasa hidup dengan nilai kerja keras. Di sela waktu sekolah dan latihan voli, ia membantu orang tuanya di sawah. Ia kerap menyabit rumput untuk ternak atau memanen kopi bersama sang ayah.

"Pulang sekolah, kalau tidak ada latihan voli, saya biasanya membantu Bapak mencari rumput atau memetik kopi. Saya ingin meringankan beban orang tua," ungkap Nesha saat ditemui di rumahnya pada Minggu (4/5/2025).

Semangat berprestasi Nesha tak pernah luntur, walau aktivitasnya padat. Perkenalannya dengan voli bermula saat menemani ayahnya menyaksikan latihan di sekolah. Dari sekadar coba-coba servis bawah, Nesha tumbuh menjadi atlet muda berbakat.

Prestasinya pertama kali tampak saat duduk di bangku SD. Berkat dukungan guru, ia berhasil membawa tim sekolahnya menjadi juara tiga kali berturut-turut dalam turnamen se-Kecamatan Pituruh.

"Saat itu, saya merasa sangat bangga bisa membawa nama baik sekolah," kenangnya penuh semangat.

Menginjak SMP, Nesha kian serius menekuni voli. Ia bergabung dengan klub lokal dan rajin ikut turnamen tingkat kabupaten. Walau harus menempuh perjalanan jauh dengan sepeda, semangatnya tak pernah surut.

"Kadang saya harus naik sepeda dari rumah ke lapangan latihan, tapi semua saya jalani dengan senang hati," ujarnya.

Masuk SMAN 10 Purworejo, kariernya makin menanjak. Ia dipercaya menjadi kapten tim voli sekolah dan sukses membawa timnya juara hingga tingkat provinsi. Bahkan, Nesha bergabung dengan tim voli Purworejo yang berlaga di ajang regional.

Namun, puncak prestasi Nesha bukan sekadar di lapangan voli. Ia berhasil menembus perguruan tinggi negeri (PTN) ternama di Yogyakarta lewat jalur prestasi olahraga, sebuah pencapaian yang membuat bangga keluarganya.

"Saya tidak menyangka bisa diterima di PTN. Alhamdulillah saya mendapat dukungan dari banyak pihak, terutama orang tua," katanya.

Kini, Nesha menapaki fase baru sebagai mahasiswa sembari tetap aktif di dunia voli. Ia bermimpi menjadi atlet profesional sekaligus lulusan yang membanggakan desa kelahirannya.

"Kalau punya mimpi, jangan pernah takut untuk mencoba. Kita tidak tahu sejauh mana bisa sampai kalau tidak berani memulai," tutupnya.

Kebanggaan besar menyelimuti keluarga Nesha, terutama ayahnya, Yatirun. Ia menanamkan disiplin dan mental tangguh sejak dini, termasuk mengajarkan Nesha tak malu membantu di sawah.

"Kami hanya petani sederhana, kadang Nesha kalau pulang sekolah saya suruh ambil padi hasil panen," ujarnya.

Yatirun menekankan bahwa kehidupan desa yang sederhana justru menjadi kekuatan untuk bersyukur dan terus bekerja keras.

"Kami selalu ajarkan, kehidupan sederhana ini pengingat untuk bersyukur dan bekerja lebih keras," katanya.

Bagi teman-temannya, Nesha adalah teladan. Banyak remaja desa kini terinspirasi menekuni voli berkat jejak Nesha.

"Dia bukan hanya teman yang baik, tapi juga motivasi. Nesha sering bantu orang tuanya menyabit rumput. Sekarang, jarang ada remaja seperti itu," kata Nailul Maghfiroh, sahabatnya.

Kepala SMAN 10 Purworejo, Nur Hidayat, juga turut bangga. Ia menyebutkan bahwa 40 siswa sekolahnya lolos PTN lewat jalur prestasi tahun ini, termasuk Nesha.

"Alhamdulillah ada kenaikan 100 persen dari tahun lalu. Termasuk Nesha, yang punya banyak prestasi voli," ucapnya.

Para siswa SMAN 10 diterima di kampus ternama seperti UNY, IPB, UNDIP, UPI, hingga Universitas Brawijaya. Nur Hidayat berharap mereka terus berprestasi dan membawa nama baik sekolah.

"Ini hasil kerja keras tiga tahun, didukung guru yang berdedikasi. Semoga terus berprestasi," katanya.

Daftar prestasi Nesha pun mengesankan, baik di kejuaraan resmi maupun turnamen antar-klub.

Kejuaraan Resmi:

 Juara 1 voli indoor Kecamatan Pituruh (2017, 2018, 2019)

 Juara 1 Bola Voli Pasir Karesidenan Kedu (2023, 2024)

 Juara 2 Bola Voli Pasir Kejurkab U17 & U19 Bantul (2024)

 Juara 1 Bola Voli Indoor Kejurkab U17 Bantul (2024)

 Juara di berbagai nomor Popda Purworejo (2023–2024), termasuk lempar cakram dan lembing

 Juara 2 Takraw Kejurkab Purworejo U16 (2024)

Kejuaraan Tidak Resmi:

Juara di 15 turnamen, seperti Pepe Cup, Alumni Cup, Kalimasada, hingga Andhika Mandiri Cup 3 (2022–2025)

Dengan 33 trofi resmi dan lebih dari 10 gelar non-resmi, perjalanan Nesha Kharisma Putri dari lapangan desa Kalijering menuju PTN Yogyakarta menjadi inspirasi nyata bahwa mimpi besar bisa lahir dari desa kecil.

 

 

Editor : Enih Nurhaeni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network