SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Kabupaten Semarang bersiap melangkah menuju pengelolaan sampah modern dan ramah lingkungan. Pemerintah Kabupaten Semarang resmi menandatangani kerja sama pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo di Kecamatan Bawen dengan PT Blondo Lestari Energi (BLE).
Perusahaan ini akan mengolah sekitar 280 ton sampah per hari menjadi energi listrik dengan kapasitas hingga 1 megawatt (MW). Langkah ini diharapkan mampu mengubah masalah sampah menjadi sumber energi baru yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Alhamdulillah, kerja sama ini menjadi solusi konkret atas permasalahan TPA Blondo yang selama ini masih open dumping,” ujar Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, usai penandatanganan perjanjian, Kamis (23/10/2025).
Dikelola 30 Tahun
Dalam perjanjian tersebut, PT BLE akan mengelola TPA Blondo selama 30 tahun ke depan. Sebagai bagian dari kerja sama, perusahaan juga akan menyewa lahan seluas 6,9 hektare milik Pemkab Semarang dengan nilai Rp191 juta per tahun. Pembayaran sewa dilakukan di awal selama lima tahun dengan total sekitar Rp955 juta.
“Pendapatan sewa ini akan masuk sebagai tambahan kas daerah, dan rencananya sebagian akan digunakan untuk membeli armada pengangkut sampah baru,” jelas Ngesti.
Kurangi Beban APBD hingga Rp1,5 Miliar per Tahun
Kerja sama ini juga memberi dampak positif bagi keuangan daerah. Selama ini, Pemkab Semarang harus mengalokasikan sekitar Rp1,7 miliar per tahun untuk pengelolaan TPA Blondo. Setelah proyek ini berjalan, beban itu berkurang hingga Rp1,5 miliar, karena pemerintah hanya menanggung pengelolaan lindi (air sampah) senilai Rp200 juta per tahun.
“Kalau tanpa kerja sama, kami bisa habiskan sampai Rp18 miliar per tahun untuk memenuhi syarat penutupan open dumping sesuai aturan Kementerian Lingkungan Hidup. Jadi kerja sama ini sangat strategis,” tegas Bupati Ngesti.
Dari Open Dumping ke Teknologi Ramah Lingkungan
TPA Blondo selama ini dikenal sebagai TPA terbuka (open dumping) yang menimbulkan masalah lingkungan dan bau tak sedap bagi warga sekitar. Dengan sistem baru, seluruh area akan ditutup membran, dilengkapi sistem pemilahan modern dan instalasi pengolahan gas metana menjadi listrik.
Kerja sama ini juga menggandeng PLN untuk distribusi listrik hasil olahan sampah.
“Harapan kami, setelah TPA Blondo berubah menjadi tempat pengolahan modern, Kabupaten Semarang bisa menjadi contoh pengelolaan sampah berkelanjutan di Jawa Tengah,” kata Ngesti.
Sampah Terpusat di TPA Blondo
Setiap pekan, Pemkab Semarang mencatat ada 1.600 ton sampah yang diangkut ke TPA Blondo dari berbagai kecamatan. Rata-rata per hari mencapai 284 ton.
Meski ada beberapa TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di tingkat desa, seluruh sampah tetap dipusatkan di TPA Blondo sebagai tempat pemrosesan akhir.
“Dengan sistem ini, kami ingin memastikan tidak ada lagi sampah yang berserakan di jalan atau sungai. Semua akan terangkut dan diolah,” tutur Bupati Ngesti.
Sampah Diolah Jadi Energi dan Produk Turunan
Menurut Arfiansyah, Komisaris PT Blondo Lestari Energi, dari total sampah 280 ton yang masuk ke TPA Blondo setiap hari, sekitar 60 persen merupakan sampah organik. Sampah organik inilah yang akan diolah menjadi energi listrik.
“Selain menjadi listrik, sebagian sampah akan dipilah. Yang anorganik bisa diolah menjadi RDF, biji plastik, atau pellet,” ujar Arfiansyah.
Dalam satu tahun pertama, perusahaan akan melakukan pemilahan dan penataan area TPA secara menyeluruh, termasuk penutupan area pembuangan dengan membran khusus agar tak lagi terbuka dan mencemari lingkungan.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
