Motor Jadul Pilihan Tepat Tukang Sayur: Mesin Bandel, Tenaga Besar, Irit Bahan Bakar
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2023/02/26/8481e_motor-tukang-sayur.jpeg)
SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Tukang sayur keliling dengan motor dan keranjang di belakang, menjadi orang yang paling ditunggu ibu-ibu setiap pagi. Meski raungan mesin kendaraan mereka menyeruak di gang-gang sempit perumahan, tak membuat warga terusik.
“Pesanan bayam dan kentang sudah ada?” teriak Eni, ibu rumah tangga dari balik pagar rumahnya ketika tukang sayur langganan tiba di kawasan Jalan Renjana III Pudakpayung Banyumanik Kota Semarang, Sabtu (25/2/2023).
Sejurus kemudian, beberapa ibu muda turut keluar rumah mengerubungi pria gondrong yang sibuk mengecek pesanan melalui ponsel pintarnya. Keranjang kayu yang mengapit dua sisi roda belakang tampak penuh sayuran dan bumbu dapur.
“Maaf agak telat, tadi hujan sejak dini hari. Tapi untuk semua pesanan sudah ada,” lugasnya dengan senyum merekah meminta permakluman ibu-ibu karena waktu kedatangan tak seperti biasanya.
Pria bernama Sulistiyono ini tak lama berbincang dengan ibu-ibu. Setelah semua pesanan disampaikan dan menerima pembayaran, segera menggeber kendaraannya untuk kembali menyusuri gang-gang mengantarkan pesanan sayuran.
Hanya sedikit tarikan, motor bebek Honda Supra Fit itu melaju. Bawaan keranjang sayur seolah bukan menjadi beban berat bagi kendaraan keluaran tahun 2006 tersebut. Asap dari knalpot juga tak banyak mengepul ketika motor digas besar di tanjakan.
“Motor Supra Fit ini sejarah bagi saya, karena memang sudah lama digunakan untuk mencari nafkah. Meski bodinya sudah tak mulus, tapi bensinnya irit banget. Jadi bisa menghemat pengeluaran untuk tak bolak-balik masuk SPBU,” terangnya.
Dia menyampaikan, hanya perlu membeli BBM jenis Pertalite sekira Rp20.000 sebelum berangkat kulakan ke Pasar Bandungan Kabupaten Semarang. Dengan pengeluaran itu, motor masih bisa berkeliling perumahan. Bahkan hingga selesai berjualan, motor kesayangannya masih digunakan untuk keperluan sehari-hari.
“Saya kan tinggal bersama ibu, jadi jika membutuhkan apa-apa kan tetap menyuruh saya yang berangkat. Untung saja motornya irit (bahan bakar). Kalau servis paling hanya ringan saja, rutin ganti oli setiap bulan,” imbuh warga yang tinggal di Jalan Kalipepe itu.
Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng Oke Desiyanto menuturkan, motor Supra Fit masih menggunakan mesin yang sama dengan generasi Honda Prima, Star, dan Super Cub lama. Meski demikian, pabrikan motor asal Jepang itu terus melakukan inovasi pembaruan mesin.
“Pabrikan motor dulu berlomba-lomba membuat motor 2 tak. Tapi Honda malah keukeuh di 4 tak, karena mereka meyakini 4 tak itu yang paling worth it, dari sisi keiritan, polusi dan sebagainya. Sehingga Honda punya pengalaman lebih panjang seputar 4 tak,” kata dia.
Dia melanjutkan, Honda juga telah lama membenamkan beragam teknologi pada mesin motor. Di antaranya adalah offset engine untuk meningkatkan torsi mesin dan mengurangi gaya gesek piston ke dinding silinder.
“Sebenarnya mesin dari tahap ini juga tidak bisa dibilang sederhana, karena di dalamnya sudah ada teknologi-teknologi yang mungkin orang awam tidak tahu. Sudah ada teknologi yang minim gesekan. Jadi bahan bakar itu murni banyak dipakai untuk dipakai menggerakkan roda belakang dibanding untuk melawan gesekan,” bebernya.
“Karena minim gesekan, sehingga komponen-komponen yang bergerak dalamnya itu juga lebih bandel, lebih awet. Supra Fit itu sangat ekonomis, sangat terjangkau dan kebandelan mesinnya ala 4 tak Honda. Jadi tukang sayur itu sangat cocok, minim perawatan,” imbuh dia.
Menurutnya, motor Supra Fit yang telah berusia lebih dari 17 tahun masih memiliki performa baik di tanjakan sembari membawa barang bawaan berat. Dengan bodi ramping, kendaraan itu juga bisa dengan mudah melintas di gang-gang sempit.
“Kalau melihat speknya ya seingat saya itu langkahnya dia itu panjang untuk (motor) bebek. Artinya kalau overstroke dia torsinya bagus untuk di putaran rendah dan menengah. Contoh membawa barang, kalau dalam ini tukang sayur itu terasa sangat membantu sekali. Dia ngegasnya enggak terlalu banyak,” ungkapnya.
Tips Perawatan Motor Sayur
Oke memberikan tips perawatan motor tukang sayur agar tetap awet dan setiap hari bisa diajak keliling mencari nafkah. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan untuk selalu dicek yakni oli mesin, busi, dan filter udara.
1. Oli Mesin
“Kalau kita bicara mesin, yang penting oli rajin diganti rajin dicek. Kalau olinya Supra Fit kan masih pakai 20w-50 jadi masih agak kental. Sehingga enggak gampang menguap dalam kondisi tropis sekalipun. Tapi setidaknya juga dikontrol, karena kehabisan oli itu efeknya panjang,” tandasnya.
2. Busi
“Sebenarnya busi pengaruhnya bukan masalah keawetan mesin, tapi lebih enggak ada boros bahan bakar. Jadi kalau businya udah enggak bagus, ya tenaganya enggak perform,” tuturnya.
3. Filter Udara
“Kalau filter udara itu lebih konsumsi bahan bakar, jadi keiritan juga. Jadi kalau tiga hal itu diperhatikan, Insyaallah awet kok enggak ada masalah. Perhatikan ganti oli, lalu perhatikan busi dan filter. Itu (motor) mau sampai ke mana saja, bakalan awet,” tegas dia.
Safety Riding
Meski memiliki keandalan mesin, namun pengendara motor tetap harus memperhatikan keamanan berkendara atau safety riding. Apalagi, tukang sayur keliling yang membawa keranjang cukup besar dan berat.
“Motor itu didesain untuk dua orang, satu pengendara dan satu pembonceng. Peruntukannya kalau membawa barang itu pun ada batasan-batasannya. Misalnya kita mau bawa barang itu tidak boleh melebihi dari lebar stang,“ jelasnya.
“Kemudian tingginya tidak boleh melebihi dari pundak pengendara, karena pasti mengubah stabilitas berkendara. Dan tentunya enggak boleh juga terlalu panjang, ya panjang maksimal hanya sejajar dengan spakbor belakang,” dia melanjutkan.
Namun, standar safety riding itu belum bisa sepenuhnya dilaksanakan oleh masyarakat. Di antaranya karena kultur masyarakat hingga kondisi jalan yang harus dilalui sehingga membutuhkan penyesuaian-penyesuaian kondisi.
“Bagaimana dengan Mas-Mas sayur ini? Balik lagi, kita hidup di negara berkembang yang segala sesuatunya belum bisa mencapai ideal. Kalau tinjauan safety riding, ini tidak disarankan, tapi kita tidak bisa bilang pula itu dilarang, karena solusinya juga belum ada,” terang dia.
“Walaupun sudah ada kendaraan tiga roda, tapi tidak bisa menggantikan kelincahannya (motor bebek), apalagi gang-gang dan belokannya kita aneh-aneh (sempit), sehingga roda tiga tidak bisa masuk,” ujar Oke.
Dia memberikan sejumlah saran kepada tukang sayur agar tetap isa berjualan keliling tetapi juga memperhatikan keselamatan berkendara. Sebab, ketika berada di jalan bukan hanya untuk menjamin keselamatan diri sendiri tetapi juga orang lain.
“Kalau bawa barang segede, selebar, dan seberat itu maka dia harus banyak mengalah pada ego, pada keadaan sekitar. Dia tidak bisa seperti seolah-olah tidak membawa apa-apa. Harus lebih waspada dan tidak merugikan orang lain,” katanya.
“Tapi sejauh ini kalau saya ketemu tukang sayur, mereka cukup tahu diri dalam membawa bawaannya. Kalau dibilang menimbulkan kecelakaan, hampir kita tidak pernah mendengar di media, kecelakaan tukang sayur,” pungkasnya sembari tertawa.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto