SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Terdapat 718 bahasa daerah di Indonesia, namun kini jumlahnya makin surut karena minimnya penutur. Bahasa daerah yang terancam punah terutama di kawasan Indonesia timur sehingga membutuhkan perhatian.
“Kondisi bahasa daerah tidak ada yang aman. Namun, bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Madura relatif aman,” kata Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dr. Iwa Lukmana, saat Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2023 di Hotel Patra Semarang yang digelar Jumat-Minggu, 24-26 November 2023.
“Yang kurang aman itu daerah timur. Semakin ke timur, semakin kurang aman. Karena orangnya sedikit, tetapi bahasanya banyak,” tuturnya.
Dia menjelaskan bahwa kegiatan FTBI dilaksanakan dalam rangka penguatan bahasa daerah di tiap-tiap wilayah dan juga bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia. Menurutnya, revitalisasi bahasa daerah ini harus terus diselenggarakan.
“Revitalisasi bahasa daerah ini semakin lama semakin berkembang dan semakin banyak provinsi yang melaksanakan program ini karena dampaknya bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Iwa.
FTBI 2023 di Semarang merupakan tindak lanjut program Merdeka Belajar Episode ke-17 Revitalisasi Bahasa Daerah (MB-RBD). Kegiatan yang berupa lomba-lomba ini diikuti oleh 560 siswa, yakni 280 siswa SD dan 280 siswa SMP dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Syarifuddin, mengatakan bahwa FTBI Tingkat Jawa Tengah ini merupakan puncak apresiasi program revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Jawa Tengah. FTBI menyasar generasi muda, terutama siswa SD dan SMP.
“Selain berkompetisi, diharapkan anak-anak juga dapat bersosialisasi, bersilaturahmi, bergembira, dan bangga menggunakan bahasa daerahnya. Ada empat mata lomba pada FTBI 2023 ini, yakni menulis dan membaca aksara Jawa, berpidato dalam bahasa Jawa, mendongeng dengan bahasa Jawa, serta menulis cerita cekak (cerkak),” jelas Syarifuddin.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto