JOGJA, iNewsJoglosemar.id – Komisi B DPRD Jateng mendorong Pasar Induk di tiap eks karesidenan menjadi pasar berbasis wisata. Sehingga ke depan sebagai tempat belanja dan kulakan, Pasar Induk dapat menjadi destinasi wisata belanja.
“Jadi tidak hanya untuk kulakan kebutuhan pokok saja karena harganya murah, tapi juga menjadi tujuan wisata,” tutur anggota Komisi B DPRD Jateng Peni Dyah Perwitosari usai kegiatan kunjungan Komisi B DPRD Jateng di Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Jumat (2/2/2024).
Anggota Fraksi PDIP Perjuangan DPRD Jateng itu berharap nantinya ada pasar-pasar di Provinsi Jawa Tengah yang fungsinya sama dengan di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Peni berharap, ke depan hal tersebut bisa ditiru oleh pasar-pasar induk yang di kabupaten/kota lain di Jateng.
“Seperti di Pekalongan atau Magelang yang berdekatan dengan Yogyakarta. Yaitu pasar induk besar Rejowinangun. Di mana merupakan tempat kulakan pedagang dari Kabupaten Temanggung dan Purworejo. Harapannya nanti bisa didorong menjadi pasar wisata juga,” ungkap wanita asal Magelang tersebut.
Dia menambahkan, ke depan tidak hanya menjadi tujuan membeli bahan pokok atau kulakan, namun juga Kota Magelang sebagai kota jasa juga bisa menjadi tujuan wisata belanja di pasar tradisional.
“Dan saya kira kalau mau didorong, hampir di setiap eks karisidenan ada pasar induk juga yang bisa didorong menjadi pasar wisata seperti halnya Pasar Beringharjo Yogyakarta,” ungkapnya.
Dalam kunjungan itu, Komisi B juga berkesempatan berkeliling di Pasar Beringharjo guna memantau kenaikan harga dan stabilisasi bahan pokok di Provinsi DIY sebagai studi banding antara pemerintah Jateng dan DIY. Dari hasil laporan Dinas Perdagangan, harga masih terkendali dan stok bahan pangan di Yogyakarta juga masih tergolong aman.
“Kenaikan memang ada sedikit, kalau sayur-sayuran harganya agak turun. Untuk sembako ada kenaikan cuma sedikit pada item tertentu saja. Selain itu, karena Beringharjo itu adalah tempat kulakan khususnya pakaian, ini sudah terlihat geliat didatangi pedagang dari daerah untuk kulakan,” pungkasnya.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto