get app
inews
Aa Text
Read Next : Teknisi Siaga dan Fasilitas Andalan Dukung Kelancaran Operasional Nataru

Bunda Iyak dari Banker Jadi Tukang Rias, Kini Sukses Pengusaha Tahu Petis

Minggu, 24 Maret 2024 | 16:19 WIB
header img
Bunda Iyak dari Banker Jadi Tukang Rias, Kini Sukses Pengusaha Tahu Petis (Foto: Taufik Budi)

JAKARTA, iNewsJoglosemar.id – Menjadi banker atau bekerja di perbankan tak selalu menjadi pilihan yang nyaman. Seorang perempuan di Kota Semarang, memilih keluar dari pekerjaannya dan memilih menekuni sebagai pedagang tahu petis.

Dialah Yulia Dwipta Wahyu Kristiani, yang akrab dipanggil Bunda Iya. Setelah 15 tahun bekerja sebagai banker perbankan swasta, pada tahun 2012, Yulia memutuskan untuk mengejar passion-nya sebagai seorang makeup artist, atau dalam bahasa Jawa dikenal sebagai "tukang rias".

"Awalnya, saya hanya memiliki hobi merias wajah saat masih menjadi banker. Banyak klien yang saya layani, namun tak sedikit yang tidak membayar karena saya masih bekerja sebagai banker pada saat itu," ujar Bunda Iyak kepada iNewsJoglosemar.id di Rumah BUMN Semarang, Jumat (22/3/2024).

Namun, keadaan berubah drastis ketika pandemi Covid-19 melanda. Bisnis makeup artist Yulia terdampak secara signifikan, dan beberapa klien yang telah memberikan uang muka bahkan membatalkan pesanan. Namun, di tengah kesulitan itu, Yulia menemukan peluang baru yakni bisnis tahu petis.

“Saya pernah diminta teman-teman untuk memasak dalam acara halal bihalal, kebetulan belum ada restoran yang buka waktu itu. Kemudian saya memasak snack-nya berupa tahu dan petis bikinan sendiri,” terangnya.

“Dan ternyata tahu petis saya itu sangat laris manis oleh teman-teman, jadi rebutan. Terus teman-teman bilang, kenapa enggak jualan aja tahu petisnya kan enak. Lalu awalnya saya menjualnya secara online," tutur Yulia.

Dengan semangat baru, Yulia mulai menjual tahu petis secara online melalui berbagai platform seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood. Lantas bergabung dengan Rumah BUMN BRI yang memberikan dorongan tambahan bagi bisnisnya.

"Saya bergabung di Rumah BUMN BRI sejak 2019 akhir. Saya mendapatkan banyak bantuan dan pelatihan untuk mengembangkan usaha saya. Bahkan, BRI juga menjadi salah satu konsumen utama produk tahu petis saya," tambahnya.

“Di sini kita juga diajari tentang fotografi untuk food. Tujuannnya agar produk makanan kita bisa menarik perhatian konsumen. Ini sangat penting, apalagi jika pasar kita menggunakan e-commerce. Foto sangat penting,” tutur dia.

Tahu petis buatan Yulia telah merambah pasar di seluruh Indonesia, dari Sumatera hingga Maluku. Produknya terdiri dari berbagai varian tahu petis, seperti tahu petis original, tahu petis steak, tahu bakso colek petis, dan masih banyak lagi. Harga yang terjangkau mulai dari Rp25.000 untuk reseller membuat produknya semakin diminati.

"Saya memastikan bahwa tahu petis yang saya produksi tidak mengandung pengawet dan dikemas dengan baik menggunakan aluminium foil di dalam dan di luarnya segel plastik, untuk menjaga kualitasnya," jelas Yulia.

Diburu untuk Takjil

Bisnis tahu petis Yulia terus berkembang pesat, terutama menjelang bulan Ramadan. Rumahnya yang beralamat di Jalan Taman Srirejeki Selatan VIII No. 1, RT. 05/RW. 04, Kalibanteng Kidul, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, selalu ramai ojek online pada sore hari.

“Saya buka mulai pukul 13.00 sampai 20.00 WIB, itu biasanya langsung sudah ramai banget menjelang buka puasa, driver driver berdatangan silih berganti ke rumah saya untuk ambil tahu petis pesanan konsumen,” terangnya.

“Selain itu saya juga masih melayani pengiriman ke berbagai kota dan daerah. Jadi peningkatan ya cukup besar. Kita pasarkan di e-commerce, ada ratusan pcs yang terjual tiap hari,” imbuh perempuan murah senyum itu.

Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati, menyampaikan, terdapat sekira 7.000 UMKM asal Jawa Tengah yang bergabung di Rumah BUMN Semarang. Mereka mendapatkan banyak fasilitas pelatihan tanpa dipungut biaya.

“Seperti hari ini kita laksanakan pelatihan fotografi dengan menghadirkan praktisi. Karena sebelumnya kita masih menjumpai ada pelaku UMKM yang memotret produknya itu di lantai. Itu kan kurang bagus,” lugas Tia.

“Tapi dengan arahan dari mentor yang kita hadirkan, bukan hanya tata letak makanan, tetapi juga teknik memotret yang baik. Pengambilan angle agar foto makanan jadi menarik. Tujuannya agar UMKM kita ini bisa naik kelas,” tutupnya.

 

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut