SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Pengolahan jahe instan menjadi peluang bisnis dengan modal minim namun keuntungan yang menggiurkan. Bisnis jahe instan memiliki potensi keuntungan yang besar, bahkan mencapai lebih dari 100 persen.
"Jahe instan ini bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan karena memiliki modal awal yang kecil namun dapat memberikan keuntungan yang cukup besar,” kata instruktur pelatihan “Rahasia Jahe Instan” yang digelar Rumah BUMN di kawasan Pasar Johar Semarang, Kamis (25/4/2024).
“Dengan modal kurang dari Rp200.000, namun produk jahe instan dalam kemasan bisa terjual seharga Rp400 ribu," imbuhnya lagi.
Selain itu, produk jahe instan dalam kemasan juga memiliki prospek bisnis yang bagus untuk pelaku UMKM karena dapat dititipkan di toko oleh-oleh Semarang. Produk ini juga memiliki masa kedaluwarsa yang cukup lama, yakni hingga satu tahun.
Menurtnya, jahe memiliki potensi untuk diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman yang bisa dinikmati berbagai kalangan. Jahe instan juga dapat diinovasikan menjadi wedang klotok atau jahe rempah, sehingga terbuka banyak peluang untuk memulai usaha baru rempah ini.
Proses pembuatan minuman serbuk rempah ini pun cukup sederhana. Dimulai dari mencuci jahe secara bersih, memotongnya kecil-kecil, lalu mencampurkannya hingga seperti parutan. Parutan jahe kemudian disaring dan dimasak bersama gula pasir, pandan, cengkih, kayu manis, dengan pengadukan secara berkala hingga mengental menjadi serbuk jahe. Serbuk jahe tersebut kemudian dikemas dan dapat diseduh dengan air panas untuk disajikan sebagai minuman.
Seorang peserta pelatihan, Dede Ratnasari dari Kecamatan Tembalang, menyatakan bahwa produk jahe merupakan ide yang menarik untuk membuka peluang usaha baru. Dia berencana membagikan ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini kepada komunitas UMKM di wilayahnya.
"Saya bisa mengaplikasikan jahe ini ke dalam puding, kue, dan minuman kekinian. Peluang usaha dari jahe ini cukup besar, bahan bakunya mudah didapat dan nilai jualnya tinggi," ungkapnya.
Koordinator Rumah BUMN Semarang milik Bank Rakyat Indonesia (BRI), Endang Sulistyawati, mengungkapkan bahwa pelatihan jahe instan diikuti oleh belasan peserta. Mereka tidak hanya anggota Rumah BUMN, tetapi juga perwakilan pelaku UMKM dari 16 kecamatan di Kota Semarang.
Saat ini lebih dari 7.000 pelaku UMKM telah bergabung menjadi binaan Rumah BUMN Semarang. Mereka telah mendapatkan manfaat yang signifikan, terutama melalui pelatihan mengenai packaging hingga pemasaran produk. Beberapa produk UMKM juga dipamerkan di showcase Rumah BUMN Semarang, memberikan eksposur yang lebih luas bagi para pelaku UMKM.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan UMKM di Semarang melalui berbagai program dan inisiatif yang kami adakan. Semoga dengan dukungan ini, UMKM semakin berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal," tutupnya.
Editor : Enih Nurhaeni