SEMARANG, iNewsJoglosemar.id - Fenomena standing motor atau angkat roda depan sepeda motor semakin populer di kalangan pengendara, namun tidak semua orang menyadari bahayanya. Pengendara mengangkat roda depan kendaraan dari aspal sambil tetap berdiri di atas footstep atau jok belakang.
Banyaknya unggahan video yang memperlihatkan pengendara melakukan manuver ini menunjukkan bahwa tren ini bukan tanpa risiko. Mulai dari memalukan hingga berujung pada kecelakaan fatal, standing motor telah menimbulkan kerugian tidak hanya bagi pengendara itu sendiri tetapi juga orang lain di sekitarnya.
Awal mula tren standing motor dapat ditelusuri ke dunia balap motor, terutama dalam balapan motocross dan flat track. Di Amerika Serikat pada tahun 1960-an dan 1970-an, komunitas pengendara sering kali melakukan wheelie sebagai ekspresi pemberontakan dan keberanian. Tren ini kemudian diadopsi oleh geng-geng motor sebagai bagian dari identitas dan budaya mereka. Namun, kemampuan melakukan wheelie sering keliru dianggap sebagai simbol keberanian dan keterampilan dalam mengendarai sepeda motor.
Perbedaan mendasar antara wheelie dan standing adalah pada postur pengendara. Wheelie dilakukan dengan pengendara duduk di jok motor, sementara standing dilakukan dengan pengendara berdiri di atas footstep atau barstep sepeda motor. Meskipun terlihat mengesankan, kedua manuver ini membutuhkan tingkat keahlian dan pengalaman yang tinggi untuk dapat dilakukan dengan aman.
Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah, Oke Desiyanto, mengatakan, seorang menguasai teknik ini memerlukan penguasaan yang mendalam terhadap pengoperasian motor, kontrol, keseimbangan, serta latihan yang intensif.
"Sangat penting untuk tidak mencoba melakukan standing motor jika belum memiliki keahlian yang memadai. Kehilangan keseimbangan atau kontrol saat melakukannya bisa berakibat fatal," ujarnya.
Bahaya utama standing motor adalah risiko kecelakaan akibat kehilangan keseimbangan. Pengendara berisiko terjatuh dari motor dan dapat menabrak kendaraan atau rintangan lain di sekitarnya. Cedera serius seperti patah tulang, cedera kepala, atau bahkan kematian dapat terjadi jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan perlengkapan keselamatan yang tepat.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto