JOGJA, iNewsJoglosemar.id - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, meliputi wilayah Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten, terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Pada pengamatan yang dilakukan pada Senin, 12 Agustus 2024, dari pukul 00:00 hingga 06:00 WIB, status Gunung Merapi masih berada pada Level III (Siaga). Gunung ini terpantau jelas dengan cuaca cerah dan angin yang tenang mengarah ke barat.
Meski asap kawah tidak terpantau, dalam pengamatan visual, dilaporkan terjadi 21 kali guguran lava yang mengarah ke Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum mencapai 1800 meter. Fenomena ini menunjukkan bahwa Gunung Merapi masih memiliki aktivitas internal yang cukup tinggi, yang perlu diwaspadai oleh masyarakat sekitar, terutama di kawasan yang berada dalam jalur aliran lava.
Selain itu, berdasarkan data kegempaan yang dilansir dari magma.esdm.go.id, tercatat 22 kali gempa guguran dengan amplitudo berkisar antara 3-25 mm dan durasi gempa antara 68,56 hingga 151,28 detik. Data ini menandakan adanya pergerakan material di dalam tubuh gunung, yang mengindikasikan aktivitas vulkanik yang masih berlangsung. Meskipun cuaca di sekitar gunung terpantau cerah dengan suhu udara sekitar 15°C dan kelembaban 52%, potensi bahaya tetap ada.
Potensi bahaya saat ini terutama berupa guguran lava dan awanpanas yang mengarah ke sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km. Di sektor tenggara, Sungai Woro memiliki potensi terdampak hingga sejauh 3 km, sementara Sungai Gendol berpotensi terdampak hingga sejauh 5 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Merapi juga diimbau untuk waspada terhadap lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif. Material ini dapat menjangkau radius 3 km dari puncak gunung, yang dapat menimbulkan bahaya serius bagi penduduk di sekitar kawasan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Berdasarkan pantauan yang dilakukan, suplai magma di dalam Gunung Merapi masih terus berlangsung. Hal ini dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar Gunung Merapi harus tetap waspada dan mematuhi rekomendasi yang diberikan oleh otoritas setempat.
Masyarakat juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di dalam zona potensi bahaya dan untuk selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk. Jika terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas vulkanik, tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali oleh pihak berwenang, dan informasi terbaru akan segera disampaikan kepada masyarakat.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto