WONOSOBO, iNewsJoglosemar.id – Sebanyak 70 alumni Sekolah Asisten Apoteker (SAA) Yayasan Pharmasi Semarang, yang lulus antara tahun 1957 hingga 1980, berkumpul dalam reuni akbar di Dieng, Wonosobo, pada 17-19 September 2024. Meski telah tersebar di berbagai daerah, para alumni ini tetap menjalin silaturahmi dan kebersamaan yang erat.
Tri Kartono Andries, ketua panitia yang akrab dipanggil Andries, mengungkapkan kebahagiaannya bisa menyatukan kembali teman-teman seangkatan. "Dari dulu memang saya berharap untuk teman-teman ini, kita kan sudah menginjak usia 70, minimal 68. Apa yang dicari lagi kalau bukan kebahagiaan bersama? Kita sudah harus fokus untuk berbagi dan tidak membedakan siapa yang di atas atau di bawah. Saya bahagia melihat mereka semua berkumpul dan menikmati kebersamaan ini," jelas Andries dengan penuh semangat.
Andries juga menambahkan, “Kumpul bareng seperti ini bukanlah hal mudah. Namun, berkat grup alumni yang kita buat, semuanya menjadi lebih mudah. Memang beberapa kali ada kendala saat mengadakan di luar Semarang, tetapi untuk kali ini kami berhasil membawa semuanya ke Dieng.”
Agenda reuni dimulai dengan menyaksikan keindahan matahari terbit di Bukit Sikapuk, berlanjut berfoto dengan latar belakang megahnya Candi Arjuna, dan diikuti perjalanan menyusuri jembatan kayu menuju Kawah Sikidang. Meskipun tidak lagi muda, semangat para alumni untuk mengikuti setiap kegiatan sangat tinggi.
Dwi Irawan, biasa dipanggil Tjai Ie, yang juga bertindak sebagai panitia, menambahkan bahwa kebersamaan ini merupakan hasil kerja keras semua pihak. "Saya bukan hanya peserta, tapi juga panitia. Kami semua bekerja sama agar reuni ini berjalan dengan baik. Memang butuh waktu dan tenaga, tetapi kami semua mengerjakannya dengan sukacita. Bahkan, rapat-rapat panitia banyak dilakukan secara daring, jadi meskipun jauh, kami tetap bisa saling koordinasi dengan baik," ungkapnya.
Dwi Irawan juga menyebutkan bahwa reuni ini sekaligus menjadi momen healing bersama teman-teman lama. "Saya merasa ini adalah anugerah dari Tuhan, saya masih diberi kesempatan untuk berkumpul dan menikmati momen ini bersama teman-teman," tambahnya.
Salah satu alumni angkatan 1971, Agustiani Djuanda, yang akrab dipanggil Inge, juga tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. "Saya senang bisa bergabung di reuni ini bersama Yayasan Farmasi di Dieng. Moto kami 'seduluran saklawase' benar-benar terasa di sini," kata Inge.
Maria Lidwina, atau yang akrab disapa Bu Hwie Kwan, salah satu mantan guru yang hadir, merasa bangga melihat kesuksesan anak-anak didiknya. "Dulu mereka masih kecil, sekarang 50 tahun lebih berlalu dan mereka sukses, rukun, dan guyub. Setiap hari grup alumni ini penuh dengan pesan, sampai 100 lebih. Kadang ada yang lucu-lucu, jadi komunikasi terus terjaga. Melihat mereka seperti ini, saya sangat bangga," ujar Lidwina dengan mata berbinar.
Acara puncak reuni adalah gala dinner yang berlangsung di rooftop hotel, dengan suasana keakraban yang diselimuti hawa sejuk Dieng dan kabut tipis yang menambah romantisme malam. Para alumni menikmati hiburan sambil mengenang masa-masa indah semasa sekolah.
"Reuni ini bukan sekadar nostalgia, tetapi juga menjadi momen bagi kita untuk kembali mengingat masa-masa sekolah dan merayakan kebersamaan yang tak lekang oleh waktu," tutup Andries.
Reuni ini membuktikan bahwa meskipun usia bertambah, semangat kebersamaan dan persahabatan tidak pernah pudar. Alumni SAA Yayasan Farmasi Semarang terus menjaga tali silaturahmi dan menunjukkan bahwa "seduluran saklawase" bukan sekadar slogan, tetapi benar-benar menjadi semangat hidup mereka.
Editor : Enih Nurhaeni