Lokasi Strategis
Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso, menegaskan bahwa Awanncosta adalah terobosan penting bagi pengembangan wisata pantai di kota ini. “Selama ini, potensi wisata pantai Semarang belum tergarap maksimal. Kehadiran Awanncosta menjadi angin segar yang akan meningkatkan daya tarik wisata kota,” paparnya.
Wing menambahkan bahwa lokasi strategis Awanncosta menjadi keunggulan tersendiri. “Dekat dengan bandara, pelabuhan, dan stasiun, membuat destinasi ini sangat mudah diakses. Ini penting untuk mendukung agenda pariwisata kota,” jelasnya.
Lebih lanjut, Wing mengungkapkan bahwa pihaknya tengah merancang berbagai atraksi pendukung di sekitar Awanncosta. “Kami akan menyinergikan pengembangan destinasi ini dengan program pemerintah kota, seperti festival budaya dan kuliner,” tambahnya.
Kehadiran Awanncosta diharapkan mampu menjadi penggerak baru bagi pariwisata Semarang dan Jawa Tengah. Dengan target kunjungan 60 juta wisatawan, sinergi antara pemerintah dan sektor swasta seperti ini menjadi kunci keberhasilan.
Dalam acara grand opening, dua pengunjung turut berbagi kesan mereka. Arini (27), warga Semarang, mengaku kagum dengan keindahan dan fasilitas di Awanncosta. “Akhirnya ada tempat wisata pantai yang keren di Semarang. Cocok untuk foto-foto dan nongkrong bareng teman,” katanya.
Dimas (34), wisatawan asal Yogyakarta, juga memberikan tanggapan positif. “Suasananya menyenangkan dan pantainya bersih. Ini destinasi yang saya rekomendasikan untuk wisata keluarga atau teman-teman,” ujarnya.
Lebih dari sekadar tempat wisata, Awanncosta juga memberikan perhatian pada keberlanjutan lingkungan sekitar. Warga pesisir Kota Semarang aktif berpartisipasi dalam menanam mangrove untuk memperbaiki ekosistem pesisir yang semakin terancam.
Prof. Dr. Denny Nugroho Sugianto, pakar lingkungan hidup dari Universitas Diponegoro (Undip), mengungkapkan pentingnya langkah tersebut.
"Penurunan muka tanah di pesisir Pantura Jawa sudah cukup tinggi. Kalau kita rata-rata sekira 15 sentimeter per tahun, ada beberapa lokasi yang sudah mencapai 20 sentimeter per tahun. Dalam waktu 5 tahun ke depan, laju tanah akan turun hingga 1 meter," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa fenomena pemanasan global yang menyebabkan kenaikan muka air laut di Kota Semarang sekitar 7-8 milimeter per tahun menjadi ancaman nyata. Meskipun dampaknya terlihat kecil, namun hal ini perlu menjadi perhatian bersama.
“Saya sangat mendukung langkah warga yang aktif menanam mangrove. Pemulihan ekosistem pesisir ini akan membantu menjaga keseimbangan alam dan memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat,” lugasnya.
Editor : Enih Nurhaeni