SEMARANG, iNewsJoglosemar.id - Motor kampung Serlok’s karya Kasmin Riyadi (44) hadir sebagai kendaraan listrik roda tiga multifungsi yang ramah lingkungan. Dengan desain yang dapat dimodifikasi, motor ini diharapkan menjadi solusi transportasi efisien untuk kebutuhan pengangkutan barang maupun orang dalam kampung.
Kasmin Riyadi, warga Tembalang, Semarang, yang akrab disapa Kasmino, menjadi sosok inspiratif di balik inovasi motor listrik roda tiga bernama Serlok’s. Motor listrik ini dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, mulai dari pengangkutan sampah, kerja bakti, pembagian daging kurban, hingga distribusi beras zakat fitrah pada bulan Ramadan.
Motor "Serlok’s" memiliki desain praktis dengan bak terbuka di bagian belakang. Dimensinya cukup ideal untuk kegiatan operasional, dengan lebar 85 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 90 cm. Kendaraan ini mampu mengangkut barang hingga 260 kilogram.
Selain itu, kendaraan dapat dimodifikasi dengan tambahan tempat duduk untuk dua orang, yang bisa disetel di depan seperti bentor atau di belakang seperti kendaraan roda tiga pada umumnya. Komponen utama motor dibuat secara mandiri, dengan sebagian peralatan dibeli secara daring untuk menekan biaya produksi.
Harga motor ini dijual Rp25 juta per unit. Kasmin menjelaskan bahwa modal yang dibutuhkan untuk membuat motor tersebut berkisar 80 persen dari harga jualnya. "Kami berusaha memberikan produk yang terjangkau namun tetap berkualitas," ujarnya, Selasa (10/12/2024).
Motor listrik "Serlok’s" memiliki keunggulan jarak tempuh hingga 120 kilometer dalam satu kali pengisian baterai, yang bisa dilakukan melalui listrik rumah minimal daya 900 Watt. Selain itu, motor ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal 45 km/jam.
"Motor ini dirancang dengan fitur mundur, yang sangat membantu saat parkir atau bermanuver di jalan sempit. Selain itu, fitur-fitur lainnya menyerupai motor konvensional di pasaran," jelas Kasmin. Hal ini menjadikan "Serlok’s" tidak hanya praktis, tetapi juga mudah dioperasikan oleh pengguna.
Proses Produksi
Pembuatan motor listrik ini dilakukan di Kawasan Industri Wijaya Kusuma, tepatnya di Sentra IKM Logam Kota Semarang, Blok C Nomor 06, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Tugu. Di lokasi ini, terdapat sejumlah perajin yang tergabung dalam komunitas Sentra Logam Kota Semarang (Serlok’s).
Kasmin, yang juga Wakil Ketua komunitas Serlok’s, mengungkapkan bahwa para perajin di kawasan ini memiliki keahlian yang beragam, seperti pembuatan rangka, bodi, dan komponen logam lainnya. "Kolaborasi antar perajin membuat proses produksi motor ini lebih efisien dan hasilnya berkualitas," ujarnya.
Komunitas Serlok’s mendapat pembinaan dari Kementerian Perindustrian melalui Dinas Perindustrian Kota Semarang. Bentuk pembinaan tersebut mencakup pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan para perajin, termasuk dalam bidang desain dan inovasi teknologi.
"Kami sangat berterima kasih atas dukungan ini. Pelatihan yang diberikan membantu kami memahami standar kualitas yang lebih tinggi, sehingga produk kami dapat bersaing di pasar," ujar Kasmin.
Kasmin optimistis bahwa motor listrik seperti "Serlok’s" dapat menjadi solusi transportasi masa depan. Motor listrik dinilai lebih ramah lingkungan karena rendah emisi, mendukung kampanye pemerintah untuk mengurangi polusi udara.
"Pemerintah juga sedang gencar mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Ini kesempatan bagi kami untuk ikut ambil bagian dalam transisi ini," tambahnya.
Manfaat bagi Masyarakat Kampung
Motor listrik "Serlok’s" dirancang khusus untuk kebutuhan masyarakat kampung. Kasmin menjelaskan bahwa motor ini dapat digunakan untuk berbagai aktivitas, seperti mengangkut bahan bangunan, hasil panen, hingga kebutuhan operasional lainnya.
"Motor ini multifungsi, kuat, dan hemat energi. Sangat cocok untuk kegiatan di lingkungan kampung yang memerlukan kendaraan serbaguna," jelas Kasmin.
Proses pembuatan motor "Serlok’s" melibatkan banyak perajin lokal yang tergabung dalam komunitas Serlok’s. Para perajin ini memiliki keahlian spesifik, mulai dari pengelasan, pembuatan rangka, hingga perakitan komponen elektronik.
"Dukungan komunitas sangat penting dalam menghasilkan produk ini. Kami bekerja bersama-sama untuk menciptakan produk yang bisa dibanggakan. Termasuk jika nanti diproduksi massal atau banyak pesanan, kita bisa membuatnya," tutur Kasmin.
Kasmin percaya bahwa pasar kendaraan listrik di Indonesia akan terus berkembang. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kendaraan ramah lingkungan, motor listrik seperti "Serlok’s" memiliki peluang besar untuk diminati.
Motor listrik "Serlok’s" bukan hanya inovasi teknologi, tetapi juga wujud kemandirian lokal. Dengan memanfaatkan bahan dan tenaga kerja lokal, produk ini menjadi contoh nyata bahwa industri kecil mampu menciptakan produk yang bisa bersaing di tingkat global.
Kasmin berharap motor listrik "Serlok’s" dapat dikenal lebih luas, tidak hanya di Semarang tetapi juga di daerah lain di Indonesia. Ia juga berharap mendapat dukungan lebih dari pemerintah, baik dalam bentuk pelatihan lanjutan maupun akses pasar.
“Jika pemerintah menggunakan produk lokal seperti Serlok’s, masyarakat akan lebih percaya untuk beralih ke kendaraan listrik,” jelasnya.
Saat ini, Kasmin dan timnya terus berupaya mengembangkan teknologi motor "Serlok’s." Beberapa fitur yang sedang dipertimbangkan adalah penambahan kapasitas baterai dan peningkatan kecepatan maksimal.
"Tujuan kami adalah menciptakan motor yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mampu bersaing dengan produk serupa dari luar negeri," ujar Kasmin.
Komunitas Solid
Dengan anggota sebanyak 74 perajin, komunitas Serlok’s menjadi salah satu pilar penting dalam pengembangan motor listrik ini. Para anggotanya saling mendukung, baik dalam hal produksi maupun pemasaran produk.
"Solidaritas komunitas ini membuat kami bisa menghadapi tantangan bersama, termasuk dalam hal inovasi dan pengembangan produk."
Kasmino juga meminta dukungan pemerintah dan instansi terkait untuk melakukan uji kelayakan dan keselamatan agar produk ini bisa diproduksi massal. Selain itu, Ia berharap dukungan penuh dari pemerintah, mulai dari regulasi hingga insentif, untuk mempercepat transisi menuju kendaraan listrik berbasis baterai.
“Kami ingin memastikan kendaraan ini aman dan sesuai standar,” tambahnya.
Dukungan pemerintah, menurut Kasmino, juga penting untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Dengan inovasi lokal seperti Serlok’s, Indonesia mampu bersaing di pasar global dengan kendaraan listrik yang efisien, ramah lingkungan, dan terjangkau.
"Kami percaya kendaraan listrik adalah masa depan transportasi. Jika pemerintah menggunakan produk lokal seperti Serlok’s, ini akan menjadi sinyal positif bagi masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik," tandasnya.
Solusi Transportasi
Pengamat transportasi, Theresia Tarigan, menyambut baik inovasi motor listrik Serlok’s. Ia menilai kendaraan ini dapat menjadi solusi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan, khususnya untuk kebutuhan lokal.
"Inovasi ini patut didukung. Apalagi jika kendaraan dilengkapi dengan panel surya, ini akan menjadi terobosan dalam teknologi kendaraan listrik," kata Theresia.
Selain itu, Theresia menekankan pentingnya uji kelayakan dan keselamatan kendaraan. "Dengan sertifikasi resmi, kendaraan seperti Serlok’s akan lebih mudah diterima oleh pasar, termasuk instansi pemerintah," tambahnya.
Inovasi motor listrik ini tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga membuka peluang lapangan kerja bagi para pengrajin di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Logam, tempat motor ini diproduksi. Kasmino menambahkan bahwa kolaborasi dengan komunitas pengrajin logam sangat penting untuk menjaga kualitas produksi.
Sentra IKM Logam diresmikan oleh Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perindustrian (Disperin) pada 15 September 2022. Pembangunan sentra ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat sebesar Rp21,5 miliar di atas lahan seluas 5.000 meter persegi.
Tri Supriyanto, Kepala Dinas Perindustrian Kota Semarang, menyebutkan bahwa sentra ini dirancang untuk memfasilitasi para perajin logam yang sebelumnya berada di kawasan Bugangan. Sentra IKM Logam memiliki 74 kios yang digunakan oleh para perajin, termasuk komunitas Serlok’s yang beranggotakan 74 perajin.
"Kami ingin para perajin lebih produktif dan menghasilkan produk berkualitas tinggi. Semoga Sentra IKM Logam dapat memperkuat roda perekonomian Semarang," ujarnya.
Pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air, termasuk meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakannya. Langkah strategis ini selaras dengan komitmen Indonesia dalam pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% pada 2030, dan mencapai net zero carbon pada 2060.
Melalui Kementerian Perindustrian, pemerintah gencar mempromosikan kendaraan listrik sebagai solusi untuk mengurangi emisi karbon. Selain harganya yang terjangkau karena subsidi, kendaraan listrik juga dikenal efisien dari sisi operasional dan perawatan.
Hingga 10 Desember 2024, terdapat 63.157 unit kendaraan listrik yang diterima masyarakat pada tahun 2024. Sementara pada 2023 terdapat 11.532 unit kendaraan listrik yang tersalurkan ke masyarakat.
Subsidi ini bertujuan tidak hanya untuk meringankan biaya pembelian, tetapi juga mendukung energi bersih di Indonesia. Penggunaan motor listrik membantu mengurangi biaya operasional harian dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil.
Editor : Enih Nurhaeni