Diguyur Hujan Deras, Pacuan Kuda di Tegalwaton Tetap Dibanjiri 15 Ribu Penonton

SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID - Langit mendung, hujan deras turun sejak siang, namun tak menghalangi gelombang manusia yang terus berdatangan ke Gelanggang Pacuan Kuda Tegalwaton, Kabupaten Semarang, Minggu (18/5/2025). Ribuan pasang mata tertuju pada lintasan tanah merah yang licin, tempat adu kecepatan kuda-kuda terbaik Indonesia digelar dalam Indonesia’s Horse Racing (IHR) – Triple Crown Serie 2.
Lebih dari 15 ribu penonton memadati tribun dan pelataran gelanggang. Mereka datang dari berbagai daerah, membawa semangat dan antusiasme luar biasa. Di bawah payung plastik, jas hujan, bahkan hanya berbekal semangat, mereka bertahan hingga akhir perlombaan.
Tak kalah panas dengan atmosfer penonton, lintasan pacuan juga menyuguhkan pertarungan dramatis. Hujan membuat jalur balap menjadi licin, menambah tantangan bagi para joki dan kuda. Namun dari ketegangan itu, satu nama kembali muncul sebagai juara: King Argentine.
Kuda tangguh itu memenangi kelas utama 3 Tahun Derby Triple Crown Serie 2, mengalahkan 11 rivalnya dalam lintasan yang menuntut teknik dan ketahanan tinggi. Ini adalah kemenangan kedua berturut-turut bagi King Argentine, setelah sukses menjuarai Serie 1.
Jika ia menang di Kejurnas Indonesia Derby bulan Juli mendatang, maka ia akan menyandang gelar Triple Crown Winner — sebuah prestasi langka yang baru diraih dua kuda sepanjang sejarah pacuan kuda nasional.
Atmosfer makin menggila saat King Argentine melesat di 200 meter terakhir. Penonton berdiri dari tempat duduknya, berteriak, bersorak, menciptakan suasana yang menyaingi final sepak bola. Bahkan beberapa penonton terlihat emosional saat kuda andalannya menembus garis finis.
Munawir, Ketua Penyelenggara sekaligus Ketua Bidang Pacuan Kuda PP Pordasi, menjelaskan bahwa selain olahraga, pacuan ini membawa manfaat ekonomi langsung ke masyarakat sekitar. Salah satunya dengan melibatkan UMKM lokal di setiap lokasi event.
“Alhamdulillah sekarang juga sudah ada live streaming untuk yang tidak bisa datang langsung. Antusiasme masyarakat luar biasa. Semoga ke depan kita bisa tingkatkan lagi kerja sama dan membawa pacuan ini ke level internasional,” imbuhnya.
Sebanyak 140 kuda dan 50 joki dari berbagai daerah turut ambil bagian dalam 18 kelas pacuan, dengan total hadiah Rp425 juta. Kelas King Argentine sendiri memperebutkan hadiah Rp100 juta.
Setelah sukses di Serie 2, event IHR 2025 selanjutnya akan digelar di Bantul, DI Yogyakarta, pada bulan Juni dan Juli. Kejuaraan di bulan Juli nanti—yakni IHR – Kejurnas Seri 1 Indonesia Derby—akan menjadi seri penentu Triple Crown.
Munawir juga menyebutkan, Indonesia kini sedang bersiap menuju ajang pacuan internasional yang akan digelar di Pulomas, Jakarta, pada tahun depan. Hal ini menjadi peluang besar untuk menampilkan potensi kuda pacuan nasional ke pentas dunia.
“InsyaAllah nanti tahun depan kita go internasional. Harga kuda sekarang naik karena event sudah terjadwal dan hadiahnya besar. Ini menggairahkan peternakan dan industri pendukung lainnya,” katanya.
Tak hanya soal pacuan, penyelenggara acara SARGA.CO juga menyisipkan berbagai kegiatan edukatif dan hiburan, termasuk gimmick berhadiah jutaan rupiah bagi penonton yang aktif mengikuti sesi edukasi tentang pacuan kuda. Hal ini merupakan bagian dari kampanye IHR 2025 “The Race of Rising Stars”, yang bertujuan mengenalkan olahraga pacuan kuda sebagai tradisi, olahraga, sekaligus gaya hidup.
“Kami ingin pacuan kuda kembali dikenal dan dicintai masyarakat. Kami hadirkan suasana yang fun dan edukatif agar semua kalangan bisa menikmati,” kata Kevin Jonathan Van Houten, VP Marketing & Operation SARGA.CO.
Salah satu daya tarik utama lainnya adalah kehadiran ratusan UMKM lokal untuk mendukung perekonomian. Ratusan UMKM lokal dilibatkan dalam acara ini, mulai dari makanan, suvenir, hingga jasa parkir. Banyak pelaku usaha kecil mengaku mendapatkan omzet dua hingga tiga kali lipat dibanding hari biasa. Bagi mereka, pacuan kuda bukan hanya hiburan, tapi peluang ekonomi.
“Kami bekerja sama dengan UMKM di setiap lokasi. Di Jogja kemarin, hampir 300 UMKM ikut serta. Di sini pun sama, UMKM kita dorong untuk aktif. Ini juga bentuk kontribusi nyata terhadap penguatan ekonomi lokal.”
Dengan keberhasilan gelaran ini, Pordasi dan SARGA.CO memastikan bahwa event berikutnya di Yogyakarta pada Juni dan Juli akan digarap lebih meriah. Di sana, penentuan Triple Crown akan menjadi momen krusial — akankah King Argentine benar-benar mencatatkan namanya dalam sejarah?
Sementara itu, hujan yang terus mengguyur sepanjang siang hingga sore hari tak sedikit pun menyurutkan euforia para penonton. Bahkan ketika lumpur mulai menyelimuti alas kaki, dan baju yang basah kuyup tak mengurangi sorakan tetap menggema.
“Pacuan kuda ini punya daya tarik sendiri. Apalagi kalau ditambah sensasi hujan begini, jadi makin dramatis,” kata Santi, penonton asal Semarang.
Editor : Enih Nurhaeni