Pembalap Veda Ega Cedera Serius usai Tampil Gemilang di JuniorGP Estoril

JAKARTA, iNEWSJOGLOSEMAR.ID - Pembalap muda Astra Honda Racing Team (AHRT), Veda Ega Pratama, kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai calon bintang balap masa depan Indonesia. Dalam balapan kelas JuniorGP yang digelar di Sirkuit Estoril, Portugal, akhir pekan lalu, Veda sempat menyita perhatian lewat performa luar biasa sejak awal lap.
Pembalap asal Gunungkidul, Yogyakarta yang kini berusia 16 tahun itu memulai balapan dari posisi ke-10. Namun dengan penuh percaya diri dan agresifitas tinggi, Veda langsung merangsek ke barisan depan dan sempat memimpin grup ketiga sebelum insiden terjadi.
Kendati harus menjalani long lap penalty dan sempat turun ke posisi ke-13, semangat juang Veda tak surut. Ia berhasil kembali menembus posisi kelima dan terus mengejar kelompok pembalap terdepan untuk merebut posisi tiga besar.
Namun nasib berkata lain. Di antara tikungan ke-11 dan ke-12, Veda mengalami highside – insiden jatuh keras yang membuat tubuh terlempar dari motor. Dalam kecelakaan itu, ia juga bertabrakan dengan dua pembalap lain.
Veda langsung dievakuasi ke Medical Centre sirkuit. Dari hasil pemeriksaan awal, diketahui ia mengalami cedera berupa retak kecil di tulang pangkal fibula dan pergelangan kaki kanan.
“Saya melakukan kesalahan di tikungan kedua terakhir dan mengalami highside. Saya rasa, ada pembalap yang sempat menyentuh kaki saya, tetapi saya baik-baik saja,” ujar Veda.
“Pada awal balap, saya berusaha keras untuk mengurangi jarak dengan pembalap di depan. Tapi saya sadar harus punya kontrol lebih baik lagi. Kami akan bertemu dokter di Barcelona untuk mengetahui apakah saya perlu menjalani operasi atau cukup beristirahat,” tambahnya dengan tegas.
Meski cedera, Veda tetap menunjukkan sikap profesional dan kesadaran akan pentingnya proses pemulihan. Ia dijadwalkan berkonsultasi lebih lanjut dengan tim medis di Barcelona untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya.
Ramadhipa Curi Perhatian di European Talent Cup
Sementara Veda harus menepi karena cedera, Muhammad Kiandra Ramadhipa justru berhasil menorehkan sejarah manis untuk Indonesia di lintasan balap Eropa. Pembalap berusia 15 tahun ini sukses meraih podium pertamanya dalam European Talent Cup (ETC) 2025 yang juga digelar di Sirkuit Estoril, Portugal.
Turun bersama Honda Asia-Dream Junior Team, Ramadhipa menunjukkan ketenangan dan strategi yang matang dalam balapan yang berlangsung dalam kondisi lintasan basah. Start dari posisi kelima, ia sempat tergelincir ke posisi keenam akibat keluar lintasan, namun perlahan bangkit dan terus menempel ketat para pembalap unggulan.
Puncaknya terjadi di lap terakhir saat Ramadhipa melancarkan manuver brilian di lintasan lurus dan sukses merebut posisi ketiga di garis finish. Ia pun menjadi pembalap Indonesia pertama yang mengibarkan Merah Putih di podium ETC.
“Saya bisa menguasai situasi dengan sangat bagus, meski sempat melakukan kesalahan dan keluar lintasan. Saya terus fokus, tidak melakukan kesalahan lagi, dan akhirnya berhasil meraih podium,” kata Ramadhipa.
“Saya sampai menangis saat tiba di parc ferme karena tidak menyangka bisa dapat hasil sejauh ini setelah hasil tes di Valencia. Saya sangat senang dengan apa yang kami capai. Motivasi saya semakin kuat,” imbuhnya penuh haru.
GM Marketing Planning and Analysis AHM, Andy Wijaya, mengungkapkan apresiasi setinggi-tingginya atas perjuangan luar biasa yang ditunjukkan dua pembalap muda binaan Astra Honda Motor di ajang balap Eropa.
“Kami bangga dengan perjuangan dan semangat pantang menyerah Veda dan Ramadhipa di level balap Eropa. Ini adalah buah dari komitmen berjenjang kami dalam membina pembalap muda, dari level regional hingga dunia,” ujar Andy.
“Kesuksesan Ramadhipa meraih podium dan performa impresif Veda menjadi bukti bahwa pembalap Indonesia mampu bersaing di level internasional,” lanjutnya.
Andy juga menegaskan bahwa AHM akan terus mengawal perkembangan dan pemulihan Veda, sekaligus mendorong semangat Ramadhipa agar tetap konsisten meraih hasil maksimal di balapan-balapan selanjutnya.
Editor : Enih Nurhaeni