Timnas Indonesia Kalahkan China dari Segi Market Value Pemain Jelang Duel di SUGBK

JAKARTA, iNEWSJOGLOSEMAR.ID – Jelang laga penting melawan Timnas China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis malam (5/6/2025), Timnas Indonesia menunjukkan dominasi bukan hanya dari sisi dukungan suporter, tapi juga dalam aspek ekonomi sepak bola. Berdasarkan data Transfermarkt, nilai pasar skuad Garuda jauh melampaui lawannya dari Negeri Tirai Bambu.
Timnas Indonesia saat ini tercatat memiliki total nilai pasar sebesar Rp528,40 miliar, angka yang mencerminkan kualitas dan eksistensi pemain-pemain Indonesia di kancah sepak bola Eropa dan Asia. Bandingkan dengan total nilai pasar Timnas China yang hanya Rp209,45 miliar, selisih hampir tiga kali lipat.
Salah satu aset paling berharga di skuad Indonesia adalah Mees Hilgers, bek tengah kelahiran Belanda yang saat ini bermain di Eredivisie. Nilai pasar pemain ini mencapai Rp112,98 miliar, menjadikannya pemain termahal dalam skuad. Disusul oleh Jay Idzes (Rp86,91 miliar), Kevin Diks (Rp78,22 miliar), Emil Audero (Rp55,62 miliar), dan Calvin Verdonk (Rp43,45 miliar).
Kelima pemain tersebut rata-rata bermain di liga top Eropa, yang secara signifikan meningkatkan nilai pasar mereka. Hal ini juga memperlihatkan keberhasilan PSSI dalam membentuk tim nasional yang kompetitif dengan menggabungkan talenta lokal dan diaspora Indonesia yang bermain di luar negeri.
Sementara itu, Timnas China masih didominasi pemain dari liga domestik mereka, yakni Liga Super China. Pemain termahal mereka adalah Serginho, gelandang serang naturalisasi asal Brasil, dengan nilai pasar Rp31,29 miliar. Di bawahnya ada Zhu Chenjie (Rp15,64 miliar), Zhang Yuning (Rp14,77 miliar), Wei Shihao (Rp13,91 miliar), dan Tyias Browning (Rp13,04 miliar).
Perbedaan mencolok dalam nilai pasar ini mengindikasikan perbedaan pendekatan dalam pembangunan sepak bola nasional kedua negara. Indonesia kini mulai berorientasi global, membuka pintu bagi pemain diaspora dan membawa mereka pulang untuk membela Merah Putih. Sementara China tampak masih mengandalkan sistem domestik dan transfer internal.
Namun, keunggulan angka di atas kertas belum tentu berbanding lurus dengan hasil di lapangan. Dalam pertemuan terakhir kedua tim pada Oktober 2024, China justru sukses mengalahkan Indonesia dengan skor 2-1. Hal ini menjadi pengingat bahwa strategi, mentalitas, dan semangat juang tetap menjadi faktor kunci dalam sepak bola.
Meski demikian, nilai pasar yang tinggi memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Selain menunjukkan kualitas pemain, hal ini juga memperbesar potensi pemasukan dari sponsor, hak siar, dan eksposur media. Tim dengan pemain bernilai tinggi juga cenderung lebih menarik bagi klub-klub besar dan investor luar negeri.
Berikut perbandingan nilai pasar lima pemain teratas dari kedua tim:
| Timnas Indonesia | Market Value (Rp) |
| -------------------- | --------------------- |
| Mees Hilgers | 112,98 miliar |
| Jay Idzes | 86,91 miliar |
| Kevin Diks | 78,22 miliar |
| Emil Audero | 55,62 miliar |
| Calvin Verdonk | 43,45 miliar |
| Timnas China | Market Value (Rp) |
| ---------------- | --------------------- |
| Serginho | 31,29 miliar |
| Zhu Chenjie | 15,64 miliar |
| Zhang Yuning | 14,77 miliar |
| Wei Shihao | 13,91 miliar |
| Tyias Browning | 13,04 miliar |
Selisih nilai dari lima pemain teratas pun mencolok: Rp376,18 miliar vs Rp88,65 miliar. Ini menandai pertarungan antara skuad dengan exposure global melawan tim yang masih bertumpu pada kekuatan lokal.
Pertandingan malam ini di SUGBK bukan sekadar soal perebutan tiga poin, tetapi juga representasi dari hasil investasi dan strategi pembangunan sepak bola nasional masing-masing negara. Bagi Timnas Indonesia, kemenangan akan menjadi pembuktian bahwa nilai besar bukan hanya ada di atas kertas, tapi juga bisa diterjemahkan menjadi hasil di lapangan.
Editor : Enih Nurhaeni