Merawat Legasi Stasiun Tawang dan Poncol, Dua Saudara Penjaga Arah

Selain itu, kedua stasiun juga terintegrasi dengan berbagai moda transportasi lanjutan, mulai dari BRT Trans Semarang, Trans Jateng, angkot, travel antarkota, hingga ojek daring, sehingga penumpang bisa melanjutkan perjalanan dengan lebih mudah dan efisien.
“Integrasi layanan antarmoda ini diharapkan mampu mendorong peningkatan jumlah pengguna jasa kereta api, sekaligus mendukung mobilitas masyarakat secara lebih nyaman dan berkelanjutan,” tambah Franoto.
Data KAI Daop 4 menunjukkan bahwa selama Januari–Mei 2025, Stasiun Semarang Tawang melayani rata-rata 4.137 penumpang KA jarak jauh per hari, dan Stasiun Poncol 4.390 penumpang per hari. Untuk layanan KA lokal, Stasiun Tawang mencatat 782 penumpang harian, sedangkan Stasiun Poncol melayani 423 penumpang per hari. Angka ini mencerminkan hampir 50 persen total pergerakan penumpang di seluruh wilayah Daop 4.
Tak hanya sebagai simpul transportasi, keduanya juga memiliki daya tarik wisata sejarah. Stasiun Tawang, yang dibangun pada 1914, menampilkan arsitektur art deco bergaya Eropa yang elegan, sementara Stasiun Poncol, juga dibangun tahun yang sama, mengusung gaya modern tropis hasil rancangan arsitek Belanda.
Letaknya yang dekat dengan kawasan Kota Lama Semarang, semakin memperkuat posisi kedua stasiun ini sebagai magnet wisata sejarah dan budaya di Jawa Tengah.
“Dengan sinergi antara sejarah, modernisasi, dan konektivitas yang terintegrasi, Stasiun Semarang Tawang dan Semarang Poncol siap melayani kebutuhan mobilitas masyarakat serta berkontribusi dalam pengembangan ekonomi dan pariwisata Kota Semarang dan Jawa Tengah,” tutup Franoto.
Editor : Enih Nurhaeni