get app
inews
Aa Text
Read Next : Banyak Mama Muda Ngonten Masak, Dapur Kini Jadi Panggung Digital

Kenapa Nama Diponegoro Selalu Abadi? Refleksi Perang Jawa Lawan Kolonial Belanda

Kamis, 24 Juli 2025 | 06:07 WIB
header img
Kenapa Nama Diponegoro Selalu Abadi? Refleksi Perang Jawa Lawan Kolonial Belanda. Foto: Ilustrasi/Ist

 

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Dua abad berlalu sejak jatuhnya Tegalrejo (20 Juli 1825), momen penting yang menandai dimulainya Perang Jawa melawan kolonialisme Belanda. Untuk memperingatinya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (FIB UNDIP) menggelar seminar nasional bertajuk “2 Abad Perang Diponegoro: Inspirasi Semangat Juang Universitas Diponegoro Menatap Masa Depan”, Senin (21/7/2025).

Kegiatan yang berlangsung secara hybrid di Ruang Sidang Besar FIB UNDIP ini tidak hanya dihadiri sivitas akademika, tapi juga masyarakat luas melalui siaran langsung Zoom Meeting. Seminar tersebut menjadi bentuk refleksi kolektif terhadap semangat juang Pangeran Diponegoro yang tetap relevan dalam membentuk karakter bangsa masa kini.

Dua narasumber utama dihadirkan untuk memperdalam pemahaman tentang figur Diponegoro. Drs. Supriyo Priyanto, M.A., peneliti sejarah Diponegoro, memaparkan secara menyeluruh sisi spiritual, sosial, dan militer tokoh nasional tersebut dalam menghadapi penjajahan.

“Diponegoro bukan sekadar tokoh sejarah, tetapi juga simbol perlawanan yang menyatukan nilai keislaman, kejawaan, dan nasionalisme,” ujar Supriyo.

Supriyo Priyanto mengingatkan bahwa peringatan dua abad jatuhnya Tegalrejo harus dijadikan momen kebangkitan UNDIP sebagai kampus yang mengemban nama besar Diponegoro.

“Ini bukan hanya pengingat sejarah, tapi juga panggilan moral untuk menatap masa depan dengan semangat perjuangan, kemandirian, dan tanggung jawab,” ungkap Supriyo.

Sementara itu, Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum., Guru Besar FIB UNDIP, menyoroti pentingnya semangat perjuangan Diponegoro sebagai panduan moral di tengah tantangan global.

“Keberanian moral, kepemimpinan etis, dan keteguhan prinsip adalah nilai-nilai utama yang diwariskan Diponegoro, dan masih sangat relevan saat ini,” tegas Prof. Singgih.

Prof. Singgih menambahkan bahwa membicarakan Diponegoro artinya membawa semangat dari Tanah Jawa ke panggung nasional. Ia melihat sosok Diponegoro sebagai inspirasi transformatif bagi generasi muda.

“Menghidupkan kembali semangat perlawanan yang etis, visioner, dan transformatif menjadi modal utama membangun Indonesia yang berdaulat, berkarakter, dan bermartabat,” tuturnya.

Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya UNDIP, Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum. Dalam sambutannya, ia mengajak seluruh peserta untuk meneladani semangat juang Diponegoro sebagai jawaban atas krisis keteladanan dalam masyarakat modern.

“UNDIP sebagai institusi yang menyandang nama besar Pangeran Diponegoro memiliki tanggung jawab moral untuk merawat ingatan kolektif bangsa dan membangun kepemimpinan masa depan yang berkarakter,” kata Prof. Alamsyah.

FIB UNDIP menegaskan komitmennya untuk terus mengangkat nilai-nilai perjuangan Pangeran Diponegoro sebagai bagian dari pendidikan karakter. Tak hanya untuk mahasiswa, tapi juga untuk publik luas agar mampu menjawab tantangan zaman dengan semangat kepemimpinan etis dan tangguh.

 

 

 

 

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut