get app
inews
Aa Text
Read Next : 539 Penumpang KAI Dialihkan Naik Bus dari Tegal ke Jakarta, Imbas Argo Bromo Anggrek Anjlok

Undip Kembangkan Alat Pirolisis, Ubah Sampah Plastik Jadi Energi Ramah Lingkungan

Sabtu, 02 Agustus 2025 | 10:29 WIB
header img
Undip Kembangkan Alat Pirolisis, Ubah Sampah Plastik Jadi Energi Ramah Lingkungan. Foto: Ist

SEMARANG, iNewsJoglosemar.idSampah plastik masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Sulit terurai dan terus menumpuk, limbah plastik telah mencemari lingkungan dan menjadi ancaman bagi keberlanjutan bumi. Untuk menjawab tantangan ini, tim peneliti Universitas Diponegoro (Undip) menghadirkan terobosan berupa teknologi pirolisis katalisis yang mampu mengubah sampah plastik menjadi energi terbarukan.

Teknologi tersebut dirancang oleh Prof. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., dosen Teknik Kimia Fakultas Teknik Undip, bersama tim dari DIPO Fuel, LPPM Undip, dan tiga mahasiswa bimbingan. Mereka mengembangkan alat pirolisis modular yang memproses limbah plastik tanpa oksigen, dengan tambahan katalis berbasis riset lokal.

Hasilnya, berbagai jenis plastik seperti botol minuman, styrofoam, kantong belanja, sendok plastik, dan bungkus rokok dapat diubah menjadi tiga jenis produk: bahan bakar cair (liquid fuel), gas, dan residu padat (wax) yang semuanya bernilai guna.

“Untuk oli bekas kita memerlukan blower dan listrik. Jika listrik mati, proses tetap bisa berjalan dengan beralih ke gas elpiji. Tapi yang diutamakan tetap oli bekas karena itu bagian dari prinsip keberlanjutan,” jelas Prof. Didi.

Alat Pirolisis Undip Diuji, Efisiensi Tinggi

Dalam uji coba di TPST K3L UNDIP, alat pirolisis berhasil mengolah 37,5 kg sampah plastik campuran dalam waktu 8 jam dengan suhu terkendali di 443°C. Hasilnya:

1. 12,5 liter bahan bakar cair untuk genset atau kompor modifikasi,

2. 2 liter wax cair yang dapat diolah menjadi campuran paving block,

3. Gas seperti metana yang digunakan ulang untuk mempertahankan suhu reaktor.

“Feed akan masuk dari atas ke dalam reaktor, lalu dihasilkan tiga produk. Gas yang keluar akan melewati dua kondensor untuk menghasilkan dua jenis liquid. Sisa gasnya akan dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar pemanas jadi tidak ada yang terbuang,” terang Prof. Didi.

Tanpa Limbah, Tanpa Terbuang

Alat ini juga dirancang untuk beroperasi kontinu dengan kapasitas maksimal 700 kg plastik per hari, menjadikannya sangat potensial untuk pengelolaan limbah skala besar.

Tak hanya cairan dan gas, residu padat berupa wax bisa dimanfaatkan lebih lanjut.

“Wax ini bisa dicetak menjadi paving block atau bentuk lain sesuai cetakan. Dengan kata lain, semua hasil dari alat ini bisa digunakan — gas, liquid, maupun residunya,” tambahnya.

Energi Alternatif dari Sampah

Prof. Didi mencatat, rendemen bahan bakar cair dari alat ini mencapai 60%, menjadikannya sangat efisien dibandingkan metode lain.

“Rendemen liquid fuel yang dihasilkan dari alat pirolisis katalisis ini bisa mencapai 60%. Ini bisa menjadi sumber energi alternatif yang potensial,” ujarnya.

Inovasi ini untuk mendukung kebijakan Kemdikbudristek dalam mendorong riset berdampak langsung bagi masyarakat. Dengan pendekatan teknologi berkelanjutan, ekonomis, dan ramah lingkungan, Undip membuktikan bahwa kampus bukan hanya tempat belajar, tapi pusat solusi atas krisis global seperti perubahan iklim, ketahanan energi, dan pengelolaan limbah.

“Kami ingin menunjukkan bahwa dari kampus, dari tangan anak muda, bisa lahir solusi besar untuk masalah dunia. Bahwa sampah bukan akhir, tapi awal dari energi baru,” tutup Prof. Didi.

 

 

 

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut