Inovasi Ubah Air Laut Jadi Siap Minum, BNPB Langsung Pesan 5 Unit ke Undip

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Di tengah meningkatnya frekuensi bencana alam di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menaruh harapan besar pada inovasi teknologi karya anak bangsa. Salah satunya mesin pengubah air laut menjadi air siap minum buatan peneliti Universitas Diponegoro (Undip), Semarang.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menegaskan bahwa kebutuhan dasar seperti air bersih menjadi prioritas utama dalam setiap penanganan darurat. “Yang diperlukan adalah kebutuhan dasar: makan, air minum, dan tempat tinggal seperti tenda serta VLP. Begitu melihat langsung mesin ini, kami langsung tertarik,” ujar Budi Irawan saat kunjungan kerja di Kampus Undip, Selasa (14/10/2025).
BNPB pun berencana memesan lima unit mesin terlebih dahulu untuk uji coba di daerah terdampak bencana. “Sementara kami ambil lima dulu. Nanti penempatannya disesuaikan dengan tipologi wilayah dan kebutuhan lapangan, bekerja sama dengan BPBD Jawa Tengah dan mitra Undip,” tambahnya.
Mesin inovatif ini mampu mengolah air asin atau air laut menjadi air layak minum, sebuah terobosan yang menurut Budi belum banyak ditemukan di lembaga lain. “Kalau inovasi lain biasanya mengolah air kotor, air sungai, atau air hujan. Tapi ini bisa dari air asin, dan saya lihat Undip selangkah lebih maju,” ungkapnya.
Rektor Undip, Prof Dr Suharnomo, menyambut baik langkah BNPB tersebut. Ia menilai kolaborasi antara lembaga pendidikan dan lembaga kebencanaan adalah bentuk nyata kontribusi kampus terhadap masyarakat.
“Kami bersyukur inovasi ini bisa bermanfaat untuk masyarakat, khususnya di daerah bencana. Undip ingin menjadi kampus yang tanggap, siap dengan air, pangan, dan layanan kesehatan. Paket lengkap untuk kebutuhan dasar,” tutur Suharnomo.
Ke depan, mesin pengubah air laut ini juga akan dikembangkan dengan sistem digitalisasi dan kendali jarak jauh, agar dapat dioperasikan dari Undip Tembalang tanpa perlu berada di lokasi bencana. “Dengan sistem digital, alat bisa diremote kapan saja, meskipun bencana terjadi di daerah terpencil,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua LPPM Undip Prof. Dr.Ing. Ir. Suherman, S.T., M.T. menjelaskan bahwa mesin tersebut merupakan bagian dari riset LPPM dalam bidang penanggulangan bencana dan kemanusiaan, sejalan dengan kiprah D-DART (Diponegoro Disaster Assistance Response Team) yang selama ini aktif di berbagai lokasi bencana seperti Demak dan Brebes.
“Inovasi ini lahir dari semangat Undip: Nurturing nature, empowering people, embracing society. Kami ingin setiap penelitian benar-benar bisa menjawab kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Kunjungan BNPB ke Undip diakhiri dengan demonstrasi langsung mesin pengolah air laut menjadi air siap minum di halaman LPPM. Uji coba ini sekaligus menjadi awal dari kemitraan strategis antara BNPB dan Undip dalam memperkuat kesiapsiagaan nasional menghadapi bencana.
Editor : Enih Nurhaeni