Akuisisi Saham PSIS Semarang Dipastikan Batal, Negosiasi Resmi Dihentikan
SEMARANG, iNewsJoglosemar.id — Pemegang Saham Pengendali PT Mahesa Jenar Semarang (PT MJS), selaku entitas yang mengelola klub PSIS Semarang, menyatakan bahwa proses negosiasi penjualan saham dengan calon investor resmi dibatalkan.
Dalam keterangan tertulis, Pemegang Saham Pengendali PT MJS menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah melewati rangkaian pembahasan intensif beberapa waktu terakhir. Mereka menegaskan bahwa sejumlah aspek material yang menjadi dasar transaksi tidak mencapai titik temu.
“Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan bahwa tidak tercapai titik temu yang memadai pada sejumlah aspek material yang menjadi dasar transaksi,” demikian pernyataan resmi yang disampaikan melalui Juru Bicara Pemegang Saham Pengendali PT MJS, Joni Kurnianto.
Dijelaskan pula bahwa kedua belah pihak sudah melakukan berbagai upaya untuk mencapai kesepakatan yang adil dan seimbang. Namun terdapat beberapa hal fundamental yang tidak dapat dipertemukan sehingga proses penjajakan harus dihentikan.
Dengan menempatkan kepentingan klub sebagai prioritas, Pemegang Saham Pengendali PT MJS menilai keputusan membatalkan rencana akuisisi ini merupakan langkah terbaik demi keberlanjutan PSIS Semarang. Mereka juga menegaskan komitmen untuk menjaga stabilitas internal klub.
“Dengan mengutamakan kepentingan PSIS Semarang dan komitmen terhadap seluruh pemangku kepentingan, Pemegang Saham Pengendali PT MJS memutuskan untuk menghentikan proses penjajakan dengan calon investor yang dimaksud,” tegas Joni.
Pemegang saham juga menyampaikan apresiasi kepada pihak calon investor atas hubungan profesional, waktu, serta kerja sama yang terjalin selama proses negosiasi berlangsung. Mereka menilai keseluruhan proses telah dilakukan dengan penuh itikad baik.
PT MJS memastikan tetap fokus melanjutkan program pembenahan internal dan menyiapkan tim agar PSIS Semarang dapat menjalani kompetisi secara optimal pada sisa musim berjalan. Pernyataan ini dikeluarkan untuk mencegah munculnya informasi yang simpang siur di tengah publik dan suporter.
Editor : Enih Nurhaeni