DEMAK, iNewsJoglosemar.id – Ekosistem mangrove Indonesia terluas di dunia, yang tak hanya ampuh untuk mengatasi abrasi tetapi juga emisi karbon. Indonesia merupakan pemilik 23 persen atau hampir 4 juta hektare dari luas total mangrove dunia.
Ekosistem mangrove memiliki peran penting yakni kemampuannya menyimpan karbon. Hasil penelitian yang terbit di jurnal Nature menyatakan bahwa mangrove menyimpan karbon tiga sampai lima kali lebih besar dibanding hutan hujan. Artinya, terdapat 3,14 miliar ton karbon yang tersimpan di ekosistem mangrove Indonesia.
Untuk itu, pemerintah memberi perhatian serius termasuk melibatkan swasta dalam pengembangan ekosistem mangrove. Di antaranya adalah PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), prosperity platform yang berfokus pada penyediaan layanan keuangan inklusif untuk segmen ultra mikro di pedesaan, menjalin kolaborasi bersama Jejakin, perusahaan teknologi yang berfokus pada masalah perubahan iklim.
Kolaborasi itu melakukan pelestarian lingkungan dengan menanam 1.000 bibit pohon mangrove di wilayah pesisir Pantai Morodemak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Penanaman mangrove bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang diperingati setiap 10 Agustus.
“Amartha sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip keberlanjutan, berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” kata Chief Risk and Sustainability Amartha, Aria Widyanto.
“Penanaman 1.000 mangrove merupakan bagian dari langkah awal Amartha untuk meningkatkan resiliensi dan keseimbangan yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat di kawasan pesisir yang rawan terhadap abrasi, seperti di Pesisir Pantai Morodemak. Program ini merupakan bagian terintegrasi dari keseluruhan inisiatif Amartha lestari yang tidak berhenti pada penanaman mangrove saja, melainkan terus berlanjut pada pemberdayaan masyarakat di daerah rentan hingga perluasan produk-produk green financing di masa mendatang,” lanjutnya.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait