Seorang peserta pelatihan, Dede Ratnasari dari Kecamatan Tembalang, menyatakan bahwa produk jahe merupakan ide yang menarik untuk membuka peluang usaha baru. Dia berencana membagikan ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini kepada komunitas UMKM di wilayahnya.
"Saya bisa mengaplikasikan jahe ini ke dalam puding, kue, dan minuman kekinian. Peluang usaha dari jahe ini cukup besar, bahan bakunya mudah didapat dan nilai jualnya tinggi," ungkapnya.
Koordinator Rumah BUMN Semarang milik Bank Rakyat Indonesia (BRI), Endang Sulistyawati, mengungkapkan bahwa pelatihan jahe instan diikuti oleh belasan peserta. Mereka tidak hanya anggota Rumah BUMN, tetapi juga perwakilan pelaku UMKM dari 16 kecamatan di Kota Semarang.
Saat ini lebih dari 7.000 pelaku UMKM telah bergabung menjadi binaan Rumah BUMN Semarang. Mereka telah mendapatkan manfaat yang signifikan, terutama melalui pelatihan mengenai packaging hingga pemasaran produk. Beberapa produk UMKM juga dipamerkan di showcase Rumah BUMN Semarang, memberikan eksposur yang lebih luas bagi para pelaku UMKM.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan UMKM di Semarang melalui berbagai program dan inisiatif yang kami adakan. Semoga dengan dukungan ini, UMKM semakin berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal," tutupnya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait