SEMARANG, iNewsJoglosemar.id - Rektor Universitas Diponegoro (Undip), Prof Dr Suharnomo, SE, MSi, berjanji untuk lebih terbuka dan responsif terhadap ajakan dialog dari mahasiswa. Pria yang baru dilantik sebagai Rektor Undip periode 2024-2029 itu juga berjanji menindaklanjuti kritik-kritik dari mahasiswa.
"Saya sangat welcome untuk semua aspirasi. Tidak ada bottle neck communication. Setiap aspirasi akan ditangani sesuai porsi masing-masing," ujar Suharnomo, saat acara "Duduk Bareng Rektor: Jaring Aspirasi Mahasiswa" di Aula Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan, Kampus Undip Tembalang, Rabu (15/5/2024).
“Apalagi, di media sosial itu viral ada meme ‘Mahasiswa Ajak Dialog Rektor Minggat’. Boleh begitu, kalau saya susah untuk ditemui,” katanya sambil tertawa.
Dia juga mengapresiasi acara tersebut karena bisa menerima aspirasi secara langsung dari mahasiswa. Bukan hanya dirinya, sejumlah pejabat tingkat universitas dan fakultas turut hadir untuk memberikan jawaban atas keluh kesah mahasiswa.
Ke depan, rektor berharap agar komunikasi antara mahasiswa dan pihak rektorat dapat berjalan lebih lancar tanpa hambatan berarti. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan akademik yang kondusif dan mendukung prestasi serta kesejahteraan seluruh sivitas akademika Undip.
Dengan janji keterbukaan ini, diharapkan tidak ada lagi meme atau sentimen negatif yang beredar terkait kesulitan mahasiswa dalam menemui rektor. Semua pihak diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan komunikasi yang lebih baik dan saling mendukung untuk kemajuan Undip.
Rektor juga mengingatkan bahwa Undip harus menjadi pemimpin dalam inovasi dan bukan sekadar pengekor. Dia mengakui bahwa Undip saat ini mendapat kepercayaan besar dari berbagai pihak dan harus menjaga reputasi tersebut dengan baik.
"Undip harus take the lead, jangan jadi pengekor," tegasnya.
Terkait kritik tentang uang kuliah tunggal atau UKT, Suharnomo menjelaskan bahwa selama 7 tahun Undip tidak pernah menaikkan biaya UKT. Bahkan, pembangunan infrastruktur terus dikebut dengan pembiayaan dari alumni dan pihak ketiga dari swasta.
"Mudah-mudahan ini juga dilihat mahasiswa, kita tetap bergerak meski UKT tidak naik," tegasnya.
Selain itu, 22,8 persen mahasiswa Undip merupakan penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK). Jumlah ini lebih besar dari pemerintah yang hanya memberikan kuota KIPK sebanyak 20 persen saja.
"Kita jauh melampauinya, karena kita ingin semakin banyak orang yang kurang berkemampuan ekonomi untuk kuliah di Undip," kata Suharnomo.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait