Tumpeng Pempek, Cita Rasa Palembang yang Menjadi Tren Baru di Semarang

Taufik Budi
Tumpeng Pempek, Cita Rasa Palembang yang Menjadi Tren Baru di Semarang (Taufik Budi)

SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID - Keunikan kuliner Indonesia selalu menghadirkan inspirasi bagi para pelaku usaha di bidang makanan. Salah satunya adalah Septi Puspita Sari (40), pemilik UMKM Pempek Waroeng F2, yang menciptakan inovasi baru dalam dunia kuliner Semarang.

Perempuan asal Bengkulu itu mengembangkan ide tumpeng pempek, di rumah produksi Jl. Kancing Mas, Griya Wujil Asri No. 10, Kelurahan Wujil, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Tumpeng yang selama ini identik dengan nasi kuning atau nasi gurih, dihadirkan dengan bahan utama pempek, makanan khas Palembang dengan cita rasa menggugah selera.

“Konsep tumpeng pempek ini saya buat karena ingin memberikan alternatif baru dalam tradisi hantaran pernikahan atau acara penting lainnya. Tumpeng selalu identik dengan nasi kuning atau gurih, namun saya ingin menggabungkan tradisi ini dengan cita rasa khas Palembang yang saya sukai,” ujar Septi, Rabu (30/4/2025).

Tumpeng pempek ini dirangkai dengan berbagai jenis pempek, termasuk pempek lenjer, pempek kapal selam, pempek adaan, pempek tunu, pempek pistel, pempek telur, dan pempek keriting. Semua jenis pempek tersebut ditata dengan rapi dan menarik, menggantikan nasi kuning yang biasanya hadir dalam tumpeng tradisional.

Penyajian ini memberikan pengalaman yang unik bagi mereka yang menyantapnya, khususnya bagi para pelanggan yang menginginkan hantaran pernikahan atau hadiah ulang tahun yang berbeda dan menarik. Harga untuk satu tumpeng pempek dimulai dari Rp250.000, dan bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan.

Konsep ini kini semakin diminati oleh masyarakat di kawasan Kabupaten Semarang dan Kota Semarang. Pelanggan yang pernah mencicipi tumpeng pempek ini tak ragu untuk merekomendasikannya kepada orang lain.

“Ini menjadi salah satu metode pemasaran kami yakni MLM atau mulut lewat mulut, yang dengan cepat menyebar di kalangan teman-teman dan masyarakat sekitar,” katanya bangga.

Tumpeng pempek yang kini menjadi inovasi andalan dihadirkan dengan suguhan menarik. Kombinasi antara jenis-jenis pempek yang beragam dan cara penyusunan yang rapi membuatnya semakin diminati. Pelanggan yang telah mencicipinya menyebut tumpeng pempek sebagai hidangan yang tidak hanya lezat, tetapi juga penuh kejutan.

“Tumpeng pempek ini menjadi favorit pelanggan, terutama bagi mereka yang ingin memberikan hadiah unik atau memperkenalkan sesuatu yang berbeda dalam acara seperti pernikahan atau ulang tahun. Kami sangat senang bisa memberikan variasi baru dalam tradisi yang sudah ada,” ujar Septi.

Perjalanan Awal

Namun, perjalanan Septi untuk membangun usaha ini tidaklah mudah. Sebelum memutuskan untuk terjun ke dunia kuliner, ibu dua anak itu bekerja di sebuah perusahaan otomotif ternama selama 16 tahun.

“Saya sempat merasa nyaman dengan pekerjaan saya, namun ada rasa yang terus mengganggu, ingin mencoba sesuatu yang baru dan mengikuti passion saya dalam kuliner. Akhirnya, pada 2022, saya memutuskan untuk resign dan memulai usaha sendiri,” ungkap Septi tentang alasan beralih dari dunia otomotif ke dunia kuliner.

Awalnya, Septi merasa sulit untuk menemukan pempek yang sesuai dengan cita rasa asli Palembang atau Bengkulu, terutama di Semarang. “Dulu, saya sering merasa kecewa karena di Semarang tidak banyak tempat yang menyajikan pempek dengan rasa seperti di Palembang atau Bengkulu. Itu membuat saya terpikir untuk belajar membuat pempek sendiri. Apalagi, nenek saya juga pandai memasak pempek dan memberikan banyak inspirasi,” cerita Septi.

Keinginan untuk memulai usaha mandiri di bidang kuliner membawa Septi untuk menciptakan Pempek Waroeng F2, yang terinspirasi dari kecintaannya pada makanan khas Palembang. Nama "F2" sendiri bukan tanpa alasan, yakni dari huruf depan nama anaknya.

“Dulu, saya mendengar bahwa nama yang mengandung huruf 'F' atau 'Fa' dipercaya membawa keberuntungan. Dengan keyakinan tersebut, saya pun menamai usaha ini Pempek Waroeng F2,” jelasnya.

Ia mengaku melakukan banyak uji coba resep dengan waktu enam bulan sebelum pempek buatannya dilempar ke pasar. Septi berkomitmen mengelola usaha ini dan berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam setiap produk yang dihasilkan.

“Pelanggan yang membeli tumpeng pempek biasanya mencari sesuatu yang unik dan berbeda. Kami mencoba memenuhi kebutuhan mereka dengan menyajikan tumpeng berbahan pempek, yang tidak hanya enak, tetapi juga tampak menarik,” tambahnya.

Selain menawarkan tumpeng pempek, Pempek Waroeng F2 juga menjual berbagai jenis pempek lain yang bisa dinikmati oleh para penggemar kuliner. Septi menawarkan berbagai varian pempek, mulai dari pempek tengiri vakum yang berisi 15 biji dengan empat jenis harga Rp58.000, hingga pempek ikan laut dengan isi 5 biji yang dijual dengan harga Rp10.000.

“Kami ingin memberikan pilihan yang beragam bagi pelanggan. Dengan harga yang terjangkau, pelanggan bisa menikmati pempek berkualitas tanpa harus keluar rumah,” jelas Septi.

Pasar Terbuka

Septi juga mengaku sangat terbantu setelah bergabung dengan Rumah BUMN Semarang pada November 2024, karena bisa mengikuti berbagai pelatihan. Termasuk mengikuti pelatihan pemasaran digital di Rumah BUMN Semarang, pada Senin (29/4/2025). Ia merasa lebih siap mengembangkan Pempek Waroeng F2 ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan penjualan secara online.

“Sejak bergabung dengan Rumah BUMN, saya merasa sangat terbantu, terutama dalam memperluas relasi bisnis dan mendapatkan berbagai pelatihan, termasuk pelatihan pemasaran digital yang sangat berguna bagi usaha saya,” tuturnya.

“Dulu, saya hanya mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut, tapi kini dengan adanya pelatihan digital, saya bisa memasarkan produk secara lebih efektif melalui media sosial dan platform digital lainnya. Ini sangat membantu dalam meningkatkan visibilitas usaha saya,” ujar Septi.

Pempek Waroeng F2 tidak hanya dikenal di kalangan teman-teman terdekat, tetapi juga mulai menjangkau pasar yang lebih luas. Septi berharap usahanya ini dapat berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian sekitar, terutama dalam menciptakan lapangan pekerjaan.

“Saya memiliki dua karyawan untuk membantu produksi. Dengan semakin banyak orang yang menyukai pempek dan tumpeng pempek ini, saya berharap usaha ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi banyak orang,” tandas Septi.

Pempek Waroeng F2 juga kini menawarkan berbagai jenis pempek yang siap untuk disajikan dalam berbagai acara. Mulai dari pempek untuk acara keluarga, syukuran, hingga tumpeng pempek yang unik untuk acara pernikahan atau ulang tahun.

Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistianingsih, menegaskan komitmennya untuk terus mendorong UMKM binaan seperti Septi agar naik kelas. Ia menyebutkan, strategi yang digunakan adalah 4 Go, yakni Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global.

“Pelatihan seperti ini menjadi bagian dari upaya konkret untuk memastikan UMKM tidak hanya berkembang secara lokal, tetapi juga mampu bersaing di pasar digital yang lebih luas,” jelas Tia, sapaan akrabnya.

Menurutnya, Rumah BUMN akan terus menggelar pelatihan, pendampingan, hingga akses pembiayaan bagi UMKM. Ia memastikan, Rumah BUMN akan terus menjadi mitra yang aktif mendampingi pelaku UMKM agar tumbuh lebih cepat dan berkelanjutan.

“Kami ingin pelaku UMKM binaan semakin melek teknologi, memanfaatkan platform digital, memperluas pasar secara online, dan ke depan siap menembus pasar global,” tegasnya.

 

Editor : Enih Nurhaeni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network