Judol Menyusup Lewat Konten dan Influencer
Sebagai pengelola media sosial dan influencer, Irin Riany memberikan pandangannya terkait penyusupan konten-konten judi online di ruang digital.
“Konten judi itu pintar, karena mereka akan menggunakan kata-kata yang menyamar jadi hiburan, giftaway, games. Dan sayangnya ada influencer yang ikut terjerat dalam judi online,” ujar Irin.
Ia mengingatkan agar masyarakat, khususnya content creator, tidak sembarangan menyebarkan tautan mencurigakan. Konten tersebut, lanjut Irin, seringkali dikemas dalam bentuk “click bait” dan diarahkan ke aplikasi ilegal di luar App Store maupun Play Store.
“Jangan suka menyebarkan info atau link yang mencurigakan baik di WA maupun di media sosial,” tegasnya.
Irin juga mengajak para pembuat konten untuk menolak kerja sama iklan atau endorsement dari pihak yang tidak jelas. Ia mengingatkan bahwa platform digital bisa menjadi alat edukasi, bukan tempat yang menyesatkan.
6,3 Juta Konten Judol Ditakedown
Dalam kesempatan tersebut, Marolli Jeni Indarto, S.Sos., M.Si., Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan Kemenkomdigi, hadir secara daring dan menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan langkah serius memberantas judi online.
“Ada tiga cara, melalui patroli siber, laporan dari instansi, atau aduan dari masyarakat. Teman-teman bisa melaporkan itu ke aduankonten.id, cukup memberikan screenshot foto dan link-nya,” jelas Jeni.
Ia menambahkan, sejak pertengahan 2024 pemerintah telah melakukan kampanye melawan judi online secara masif. Hingga saat ini, lebih dari 6,3 juta konten terkait judol telah diturunkan dari berbagai platform seperti Facebook dan TikTok.
Selain itu, Komdigi juga menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi konten judi yang menyamar dalam berbagai bentuk, termasuk dalam komentar media sosial.
Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam perang melawan judi online. Jeni menyebutkan bahwa Kemenkomdigi bekerja sama dengan aparat penegak hukum, PPATK, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan para content creator.
“Kita juga memiliki aduan untuk chat WhatsApp. Teman-teman bisa WA bagaimana mencegah, bagaimana cara melapor, dan sebagainya,” ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya keberanian untuk keluar dari jeratan judol. Menurutnya, berapapun tingkat keterlibatan seseorang, masih ada jalan untuk berhenti dan menyelamatkan masa depan.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait