Skema Pembiayaan Dinilai Membingungkan
Lebih lanjut, Arief memahami kekhawatiran soal skema pembiayaan program Kopdes yang bersifat pinjaman dan bukan hibah. Hal ini, menurutnya, menimbulkan ketakutan tersendiri bagi pelaku di desa yang khawatir tidak mampu mengembalikan dana bila terjadi kegagalan usaha.
“Masalah itu kan dana harus dikembalikan ya. Nah mungkin mereka takutnya sekarang kalau gagal terus gimana gitu kembalikannya,” jelas Arief.
Arief menyarankan pemerintah untuk lebih gencar menyosialisasikan bentuk, manfaat, serta risiko dari program tersebut secara menyeluruh dan mendalam. Ia menegaskan pentingnya pendampingan intensif agar aparatur desa dan masyarakat bisa menerima dan memanfaatkan program dengan benar.
Menurut Arief, salah satu penyebab kekhawatiran adalah terbatasnya distribusi informasi ke tingkat akar rumput. Ia menyebutkan bahwa hingga saat ini, banyak desa yang belum benar-benar memahami bentuk operasional Kopdes, termasuk peluang dan risikonya.
“Jadi memang sekali lagi, knowledge atau bentuknya itu belum sampai ke daerah untuk bisa meyakinkan. Jadi informasinya juga belum sampai ke bawah dengan jelas,” tandas Arief.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait