74 Orang Tewas, Perlintasan Sebidang Masih Jadi Titik Bahaya Serius

Taufik Budi
74 Orang Tewas, Perlintasan Sebidang Masih Jadi Titik Bahaya Serius (Ist)

SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID — Ancaman kecelakaan di perlintasan sebidang masih menjadi momok serius di wilayah kerja PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang (Daop 4 Semarang). Sejak 2019 hingga Mei 2025, tercatat sebanyak 153 kecelakaan terjadi di perlintasan sebidang, menewaskan 74 orang.

Data ini menegaskan bahwa perlintasan sebidang tetap menjadi titik rawan yang membutuhkan perhatian ekstra. KAI Daop 4 Semarang pun memperkuat komitmennya dalam meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan raya dengan berbagai langkah konkret.

Selama periode Januari hingga Mei 2025, KAI Daop 4 Semarang telah menggelar 9 kali sosialisasi keselamatan di lingkungan sekolah. Tujuannya, menanamkan pemahaman sejak dini tentang bahaya melintas sembarangan di jalur kereta api, terutama pada anak-anak dan remaja.

“Anak-anak dan remaja menjadi salah satu kelompok yang rentan karena sering bermain atau melintas di area jalur kereta api tanpa pengawasan,” kata Franoto Wibowo, Manager Humas KAI Daop 4 Semarang.

Tak hanya di sekolah, 188 kali sosialisasi langsung di perlintasan sebidang juga digelar sepanjang lima bulan pertama 2025. Edukasi ini melibatkan petugas lapangan yang menyasar pengguna jalan—baik pengendara motor, mobil, maupun pejalan kaki, baik di perlintasan resmi maupun liar.

Upaya ini bertujuan meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap rambu dan aturan berlalu lintas, seiring amanat Undang-Undang yang menyatakan kereta api memiliki prioritas di perlintasan sebidang.

13 Perlintasan Liar Ditutup

Sebagai langkah tegas, KAI Daop 4 Semarang telah melakukan penutupan atau penyempitan pada 13 perlintasan liar dan rawan. Penutupan dilakukan bersama pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menghapus akses ilegal yang sering dimanfaatkan warga dan berpotensi menyebabkan kecelakaan.

Penutupan ini juga bagian dari upaya penertiban untuk mengarahkan masyarakat menggunakan perlintasan resmi yang lebih aman dan terjaga.

Untuk mendukung upaya sosialisasi, KAI juga memasang spanduk peringatan di berbagai titik perlintasan sebidang dan jalur rawan. Isinya adalah imbauan seperti “berhenti sejenak, tengok kiri-kanan, dan dahulukan kereta api.”

Media visual ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran dan menjadi pengingat konstan bagi pengguna jalan.

Sepanjang 2019–Mei 2025, dari 153 kecelakaan yang terjadi di wilayah Daop 4, 87 melibatkan mobil, dan 66 melibatkan sepeda motor. Mayoritas terjadi di perlintasan yang tidak dijaga (105 kasus), sementara yang dijaga hanya 48 kasus.

Dari total 139 korban, 74 orang tewas, 32 luka berat, dan 33 luka ringan. Ini membuktikan bahwa perlintasan tidak dijaga menjadi faktor risiko yang sangat tinggi.

90 Kasus Orang Tertemper di Jalur Rel

Tak hanya di perlintasan, bahaya juga mengintai di jalur rel. Hingga Juni 2025, tercatat 90 kasus orang tertemper kereta api. Mayoritas disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat, penggunaan gawai saat melintas, serta akses perlintasan liar tanpa izin.

“Berbagai upaya ini merupakan bagian dari komitmen KAI dalam menciptakan perjalanan kereta api yang selamat, aman, dan nyaman, sekaligus meningkatkan keselamatan pengguna jalan di perlintasan sebidang,” ujar Franoto Wibowo.

Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan program ini tak bisa berjalan sendiri. “Kami juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama berdisiplin dan mematuhi rambu serta aturan yang berlaku,” tambahnya.

 

 

 

 

Editor : Enih Nurhaeni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network