BANTUL, iNewsJoglosemar.id – Kompleks Pemakaman Raja-Raja Mataram di Imogiri, Bantul, Yogyakarta, sudah dipadati ratusan warga sejak pagi hari ini, Rabu (5/11).
Kedatangan mereka didorong oleh antusiasme tinggi untuk menyaksikan prosesi pemakaman jenazah Sri Susuhunan Pakubuwono XIII dari Keraton Surakarta Hadiningrat, meskipun acara puncak pemakaman baru dijadwalkan siang hari.
Meskipun jenazah Raja Keraton Surakarta ini baru akan tiba pada siang hari, suasana di area pintu masuk kompleks Makam Imogiri sudah ramai sejak pagi. Ratusan warga masyarakat, tidak hanya dari Yogyakarta dan Surakarta, tetapi juga dari berbagai luar daerah, sengaja datang untuk memberikan penghormatan terakhir.
"Ini adalah peristiwa yang jarang terjadi, prosesi pemakaman Raja. Kami sengaja datang jauh-jauh," ujar Beny Purwanto, salah seorang warga yang datang dari Bekasi. Antusiasme serupa juga ditunjukkan oleh Vyoni, warga dari Medan, yang ingin menyaksikan langsung upacara adat ini.
Warga menyadari bahwa prosesi pemakaman utama akan dilakukan secara tertutup di dalam Kedaton, sehingga masyarakat umum tidak diizinkan untuk melihat langsung. Namun, hal ini tidak menyurutkan niat mereka untuk hadir dan merasakan suasana sakral pemakralan tersebut.
Persiapan Sakral Abdi Dalem
Di lokasi, sejumlah persiapan penyambutan jenazah telah dilakukan oleh para Abdi Dalem Kasunanan Surakarta. Persiapan meliputi penyiapan keranda untuk membawa jenazah serta songsong (payung kebesaran) yang akan memayungi jenazah saat dibawa naik ke lokasi peristirahatan terakhir.
Setelah diserahterimakan dari pihak Keraton kepada Bupati Pajimatan Imogiri, jenazah almarhum Susuhunan Pakubuwono XIII akan disemayamkan terlebih dahulu di masjid yang berada di area makam Imogiri. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat yang hadir untuk melaksanakan salat jenazah.
Usai disalatkan, jenazah akan dibawa naik ke area pemakaman yang berada di puncak bukit melalui 409 anak tangga. Prosesi pemakaman Raja-Raja Mataram ini akan dilaksanakan secara tertutup untuk umum, menjadikannya momen yang sangat sakral dan eksklusif.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
