SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Jawa Tengah (Kanwil Ditjen Imigrasi Jateng) mencatat capaian yang mencolok sepanjang Januari–Desember 2025. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melesat hingga 253%, dan salah satu pendorong terbesarnya adalah tingginya gelombang masyarakat yang membuat paspor untuk umrah dan haji.
Kakanwil Imigrasi Jateng Haryono Agus Setiawan mengatakan peningkatan permohonan paspor ibadah menjadi faktor yang sangat signifikan. Setidaknya 50 persen pemohon paspor berasal dari kebutuhan ibadah ke Tanah Suci.
"Sampai kita bisa sampai luar biasa 253% dari total target. Memang salah satu penyumbangnya adalah paspor yang umrah sama haji. Itu pasti luar biasa," ujarnya kepada awak media, Jumat (12/12/2025).
Data resmi mencatat 288.742 Paspor Elektronik, 27.500 Paspor Biasa 48 Halaman, 3.567 Paspor 24 Halaman, serta 1.356 Paspor Polikarbonat diterbitkan hingga 10 Desember 2025. Lonjakan ini tidak hanya karena ibadah, tetapi juga tren masyarakat yang kembali ingin bepergian.
Haryono menyebut faktor lain yang mendorong minat masyarakat membuat paspor. "Sekarang kan rata-rata wisata dan gen Z itu ingin ke luar negeri. Itu juga menjadi pemicu," jelasnya.
Dari seluruh layanan keimigrasian, Kanwil Imigrasi Jateng menutup 2025 dengan perolehan PNBP mencapai Rp283,3 miliar, jauh melebihi target Rp111,8 miliar. Angkanya melesat 253%, menjadikan Jateng salah satu wilayah dengan performa terbaik nasional.
Selain permohonan paspor, layanan izin tinggal juga menyumbang signifikan. Total penerbitan dan perpanjangan izin tinggal mencapai 61.117 layanan, termasuk Visa on Arrival, Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas dan Tetap, hingga Affidavit.
Empat TPI di Jawa Tengah mencatat 174.330 perlintasan sepanjang tahun, dengan 67.850 keberangkatan WNI. Data lapangan menunjukkan sebagian besar keberangkatan WNI pada akhir tahun banyak didorong gelombang umrah high season, yakni Desember–Januari.
Terobosan penting lainnya adalah Campus Immigration Point (CIP) di Universitas Diponegoro, yang diresmikan 1 Desember 2025. Awalnya hanya dibuka kuota 30 pemohon per hari, namun kini melonjak hingga 150 pemohon.
"Luar biasa animonya, terutama masyarakat wilayah Semarang selatan,” ungkap Haryono.
Banyak kampus di Jawa Tengah telah mengajukan permintaan layanan keimigrasian seperti Undip. Haryono memastikan semua usulan sedang dianalisis dan akan diusulkan ke pusat. "Kalau dari analisis memungkinkan, pasti kita tindak lanjuti. Tapi keputusan tetap dari pusat," tandasnya.
Untuk memperkuat jangkauan layanan, tiga kantor imigrasi baru sedang disiapkan dan ditargetkan operasional tahun depan. Di antaranya adalah Imigrasi Kelas I Non TPI Blora, Imigrasi Kelas II Non TPI Purworejo, dan Imigrasi Kelas II Non TPI Tegal.
Haryono menegaskan pembukaan kantor baru merupakan kerja sama erat dengan pemerintah daerah. "Kalau tidak dikasih fasilitas oleh pemkab, kita tidak bisa buka layanan di sana," tegasnya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
