SEMARANG, iNewsJoglosemar.id - Sekolah ramah anak sangat diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar sekaligus menjamin kenyamanan siswa. Namun pada pelaksanaan atau implementasi sekolah ramah anak, masih ditemui kendala yang berhubungan dengan kesiapan guru.
Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak. Oleh karena itu, diperlukan lingkungan sekolah yang kondusif, aman, nyaman, dan mendukung anak-anak untuk tumbuh serta berkembang secara optimal.
Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat Prodi Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Unnes melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan berupa “Pelatihan Kesiapan Guru Menuju Sekolah Ramah Anak: Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Para Guru di SD Nasima Semarang”.
Pengabdian itu diketuai Yogi Swaraswati, S.Psi., M.Si., beranggotakan Liftiah, S.Psi., M.Si., Ph.D., Woro Apriliana Sari, S.Psi., M.Si., dan Dra. Tri Esti Budiningsih, S.Psi., M.A, serta tiga orang mahasiswa. Pelatihan bertempat di aula SD Nasima, Jalan Puspanjolo Selatan 53, Kota Semarang.
Tim Pengabdian Dosen Psikologi Unnes memberikan pembekalan kepada para guru dengan fokus utama pemahaman mendalam mengenai identifikasi permasalahan, cara penanganan, dan komunikasi efektif dengan orang tua terkait kondisi peserta didik. Tujuannya kolaborasi antara sekolah dan keluarga dapat terjalin baik.
Yogi Swaraswati, S.Psi., M.Si menyoroti perlunya meningkatkan kompetensi profesional guru menuju sekolah ramah anak. Ini penting untuk memperkuat kepekaan guru dalam mengakomodasi keberagaman peserta didik.
"Identifikasi, asesmen, dan konseling sebagai keterampilan dasar yang harus dimiliki guru," lugas Yogi Swaraswati.
Fasilitator pelatihan, Liftiah, S.Psi., M.Si., Ph.D., menekankan konsep sekolah ramah anak sebagai lingkungan yang mendukung pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial peserta didik. Guru harus menguasai keterampilan identifikasi kondisi peserta didik untuk memberikan bantuan dan solusi permasalahan yang dihadapi.
Komunikasi antara guru dan orang tua juga dianggap penting oleh Tri Esti Budiningsih, M.A. Komunikasi ini melibatkan orang tua dalam proses belajar anak, bukan hanya sebagai pengamat.
"Dengan berbagi informasi dan kerjasama, guru dan orang tua bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan positif yang mendukung perkembangan optimal peserta didik," ujar Tri Esti.
Kepala SD Nasima, T.Y Raharja, S.Pd, menegaskan bahwa pandangan psikologi dapat meningkatkan keprofesionalan guru dalam membimbing peserta didik di kelas. “Perlunya pemahaman pendekatan psikologi bagi guru dalam menghadapi peserta didik yang memiliki karakteristik dan kondisi yang beragam,” imbuhnya.
Pelatihan ini merupakan bukti komitmen universitas dalam meningkatkan kompetensi guru di Semarang, khususnya pada SD Nasima. Diharapkan guru dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru di kelas, menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan mendukung bagi semua peserta didik.
Editor : Enih Nurhaeni